Organisasi Masyarakat Pemuda Batak Bersatu Meminta Aparat Penegak Hukum Periksa Pengadaan Alat Swab Antigen Milik Kemenkes

Kamis 02 Des 2021, 20:56 WIB
Organisasi PBB. (ist)

Organisasi PBB. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ribuan karyawan salah satu perusahaan alat kesehatan di Indonesia yang terletak di Jakarta Barat melakukan aksi demo di halaman pabrik pada Selasa (30/11/2021) lalu.

Aksi demo dilakukan karena kesejahteraan mereka makin menurun pasca masih banyaknya alat kesehatan khususnya alat swab antigen impor yang digunakan dan beredar dipasaran.

Akibatnya, para produsen alat kesehatan dalam negeri merugi sehingga terpaksa memangkas biaya produksi dan berimbas dengan pengurangan karyawan sekitar seribu orang dalam beberapa bulan terakhir.

Organisasi Masyarakat Pemuda Batak Bersatu (PBB) melalui Ketua Umum Lambok F. Sihombing, merasa prihatin dengan kondisi tersebut, dimana diantaranya adalah anggota PBB.

Lambok mengatakan kalau rekan-rekannya banyak berkeluh kesah kepada dirinya dan berharap PBB dapat membantu nasib mereka.

“Kami sangat prihatin dan menyayangkan masalah tersebut karena mereka rekan-rekan Kami semua dan terancam dirumahkan. Kami telah berkomunikasi dengan pihak pabrik untuk menanyakan apa yang melatarbelakangi mereka merumahkan sebagian besar karyawannya. Ternyata masalahnya adalah pabrik ini tidak dapat memasarkan produk mereka di pasaran dalam negeri akibat dari banyaknya produk impor yang masih beredar,” ucap Lambok ketika ditemui awak media di Kantor PBB yang terletak di Kota Bekasi.

Lebih lanjut Lambok mengatakan bahwa dirinya mendapatkan infromasi dan salah satunya adalah terkait lelang pengadaan alat swab antigen yang diadakan oleh Kemenkes senilai Rp129 miliar.

“Kami tidak tahu apa yang melatarbelakangi Kemenkes mematok harga sangat mahal, sehingga produk-produk lokal yang presentase produksinya tinggi, tidak dipakai oleh pemerintah. Padahal pemerintah sendiri yang sering menggaungkan untuk mengutamakan memakai produk dalam negeri. Di sini Kami menduga adanya kerugian negara yang sangat besar karena adanya permainan,” ujar Lambok.

Menurut data yang dipegang Lambok, ada beberapa penawaran dari produsen lokal dengan harga kisaran Rp30 Ribu per 25 pcs alat swab antigen.

Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Kemenkes justru melirik produk dengan harga yang jauh lebih mahal yakni Rp 86 ribu per 10 pcs alat swat antigen.

Disamping itu, Lambok juga mengutarakan bahwa Ia tidak habis pikir kenapa beberapa Badan Usaha Milik Negera tidak memakai alat swab antigen produk lokal dalam kesehariaannya seperti KAI dan RNI, tetapi justru memakai alat kesehatan Impor yang secara harga jauh lebih mahal.

Berita Terkait

News Update