TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Kasus stunting menjadi salah satu topik yang menarik perhatian, sejak masa pandemi Covid-19 hingga 2021 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Banten mencatat sebanyak 4.780 balita usia 0 hingga 59 bulan di Kabupaten Tangerang mengalami stunting.
Dari 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang, 5 di antaranya menjadi kecamatan dengan kasus stunting tertinggi
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang dr. Sri Indriyani mengatakan, berdasarkan data dari tiap Puskesmas, ada 5 Kecamatan di Kabupaten Tangerang dengan kasus stunting tertinggi terhadap bayi di bawah umur 5 tahun (Balita) usia 0-59 bulan.
"Di antaranya Puskesmas Rajeg sebanyak 1,551 Balita, Puskesmas Sepatan 832 Balita, Puskesmas Sukamulya 803 Balita, Puskesmas Binong 794 Balita dan Puskesmas Sindang Jaya sebanyak 730 Balita," katanya, Rabu (24/11/2021).
Menurutnya, banyaknya kasus stunting adalah akibat pemahaman masyarakat tentang stunting masih terbilang minim. Salah satu indikasinya adalah stunting yang kerap diartikan sebagai gizi buruk di tengah masyarakat awam.
"Anak yang mengalami stunting pertumbuhannya yang melambat. Hal itu dapat dilihat dari tubuh yang lebih pendek dan tampak lebih muda dibanding dengan anak yang normal," ujarnya.
Ia menjelaskan, kasus stunting, umumnya diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan anak.
"Stunting pada anak akan berdampak pada gangguan metabolisme, rendahnya kekebalan tubuh, dan ukuran fisik tubuh yang tidak optimal," imbuhnya.
Lihat juga video “Atap Sekolah Ambruk, 6 Siswa Tertimpa Reruntuhan”. (youtube/poskota tv)
Ia berharap, pihak terkait bisa lebih menyosialisasikan stunting kepada masyarakat.
Hal tersebut tentunya untuk menekan jumalah kasus stunting yang ada di Kabupaten Tangerang. (kontributor tangerang/veronica prasetio)