Sehari-hari kegiatannya diisi dengan mencari lowongan pekerjaan.
Segala macam upaya untuk mendapatkan pekerjaan sudah ia lakukan.
Mulai melamar menjadi pelayan toko, petugas kebersihan sampai buruh pabrik telah ia coba.
Namun, S yang hanya memiliki ijazah SMP kalah bersaing dengan pelamar lain yang lulusan SMA. Sehingga kesempatan mendapat pekerjaan pun sangat kecil baginya.
Setelah beberapa pekan, uangnya makin menipis.
Sementara pekerjaan yang didamba belum datang menghampiri.
Dirinya mulai bingung, tak tahu harus bagaimana untuk dapat melanjutkan hidupnya.
"Terus aku ngobrol-ngobrol lagi sama temenku. Ya ujung-ujungnya ditawarin lagi buat gituan (prostitusi)," ucap S.
Usut punya usut, ternyata teman SMPnya tersebut sudah sejak lama terjerumus ke lembah prostitusi online dan saat ini ia tengah belajar menjadi mucikari.
Temannya menyarankan agar S sementara ikut dengannya ke dunia prostitusi.
Namun bayarannya tak sebesar saat ia menjual keperawanan.
Bila bersedia ikut, S akan dijajakan dengan tarif Rp450 ribu untuk sekali kencan.