ADVERTISEMENT

Nggak Bayar, Gratis tis!

Selasa, 16 November 2021 06:30 WIB

Share
Nggak Bayar, Gratis tis!. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id/Arif)
Nggak Bayar, Gratis tis!. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id/Arif)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MASIH ada anggapan masyarakat bahwa untuk menjadi pegawai, terutama pegawai negeri, Polri dsb, harus pakai uang. Ada yang menyebut uang tersebut sebagai pelicin dan macam-macam nama, yang pada intinya ya bisa disebut sogokan? Semuanya agar bisa lolos jadi pegawai, tapi pada akhirnya mereka hanya akan menemui kekecewaan, karena tertipu.

Bayangkan saja, para korban penipuan ketenagakerjaan tersebut, sangat berharap menjadi pegawai dan rela memberi uang yang jumlahnya nggak sedikit. Bahkan ada yang menjual harta bendanya, untuk mengumpulkan uang sogokan, karena mereka berpikir kalau diterima uang modal bakalan kembali. Begitu kira-kira pemikiran para korban.

Nah, masalahnya adalah bagaimana mereka pada percaya pada seseorang atau kelompok orang yang ternyata hanya penipu? Kalau begitu, mungkin nih, bahwa yang namanya untuk menjadi pegawai memang harus pakai uang. Ya, istilahnya ya harus membayar. Jadi, nggak beda kayak jual beli, membayar dulu baru nanti dapat barang. ‘ Ente mau barang, bayar dulu!’.

Jadi ketika sebagian masyarakat masih beranggapan begitu, maka tak heran jika mereka kemudian sering jadi korban penipuan calon tenaga kerja. Karena iming-iming bisa masuk kerja secara mulus, lalu rela membayar dengan sejumlah uang. Tapi, ternyata semua hanya tipu-tipu saja, uang sudah diberikan pada para penipu, korban tak diterima jadi pegawai.

Hal ini sampai membuat petinggi lembaga di Polri harus meluruskan. “Siapa bilang mau jadi polisi harus bayar?” demikian Kapolri Listyo Sigit ketika wawancara dengan satu atlet berprestasi yang ingin jadi anggota Polri. ‘Nggak ada bayar-bayar, gratis!’katanya tegas.

Terlepas sih  persoalan bayar nggak bayar, tapi masih dimanfaatkan oleh para penipu, seperti kasus anak seorang artis yang jadi tersangka dalam kasus semacam ini. Nah, inilah yang wajib bagi pemerintah dan penegak hukum agar menindak tegas para pelaku. Lebih dari itu perlunya penjelasan pada masyarakat luas. Kalau mau jadi pegawai negeri, Polri, TNI, ya mendaftarlah dan ikut tes masuk. Bahwa soal lolos atau tidak, bisa jadi banyak faktor, karena syarat jadi pegawai, anggota cukup banyak tingkatannya. Misalnya mau jadi polisi, TNI kan pertama fisik harus bagus, sehat wal afiat, punya pengetahuan luas dan seterusnya. Kalau salah satu nggak bisa tercapai, ya mohon maaflah, nggak bisa diterima.

Nah, tapi kalau sudah nggak lolos, janganlah berusaha mengeluarkan uang pada oknum yang mengaku bisa menerima jadi pegawai? Itu mustahil. Jangan percaya, karena bakalan menyesal. Tertipu! -massoes.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT