ADVERTISEMENT

Pupuk Subsidi Rembes ke Pertanian dan Perikanan, Petani Kecil Meronta-Ronta, DPR: Atau Petani Diberi BLT Untuk Pembelian Pupuk?

Senin, 15 November 2021 08:52 WIB

Share
Andi Akmal Pasluddin. (Foto/Poskota.co.id/Rizal)
Andi Akmal Pasluddin. (Foto/Poskota.co.id/Rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Masalah pupuk masih menjadi masalah bagi petani kecil. Apalagi, banyak pupuk subsidi yang rembes ke pertanian dan perikanan. Akibatnya petani kecil yang dirugikan.

Terkait itu, anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin menegaskan, penyaluran pupuk bersubsidi harus tepat sasaran untuk petani yang mempunyai lahan dua hektar ke bawah. 

Hal tersebut berpedoman pada sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Hasil temuan Panja Pupuk Bersubsidi dan Kartu Tani Komisi IV DPR RI di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, stok pupuk bersubsidi masih kurang.

"Jadi memang kami ingin mendengarkan (aspirasi) langsung dari distributor, pengecer, kemudian Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan kelompok tani, sebenarnya masalah di lapangan seperti apa. Kalau stok (pupuk bersubsidi) memang nyatanya kurang," kata Akmal, Minggu (14/11/2021).
 
Sebagai informasi, e-RDKK penerimaan pupuk subsidi dan Kartu Tani diterapkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran. 

Kebijakan e-RDKK juga berguna untuk memperketat penyaluran pupuk bersubsidi sehingga tidak dapat diselewengkan dan mencegah adanya duplikasi penerima pupuk.

"Sebenarnya kami ingin ke depannya, pupuk bersubsidi ini kita evaluasi. Apakah pupuk bersubsidi ini akan seperti sekarang, kita perbaiki penerimanya, atau subsidi di hilir, atau petani diberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pembelian pupuk ini. Nah, sementara hal ini masih didiskusikan. Kita akan terus mencari formulanya yang baik seperti apa," tegasnya.

Politisi PKD ini berharap, dengan kunjungan Panja Pupuk Bersubsidi dan Kartu Tani Komisi IV DPR RI tersebut, pihaknya dapat menemukan permasalahan penyaluran pupuk bersubsidi sebenarnya yang terjadi di lapangan. Dan kemudian, dapat memberikan solusi terbaik untuk penyelesaian masalah yang ada. 

"Tentunya ini menjadi bahan bagi kami untuk mengambil keputusan dari rekomendasi pupuk bersubsidi ini, sehingga ke depannya kita berharap pupuk bersubsidi ini tidak lagi terlalu banyak masalah," ucapnya. (Rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT