“Kalau kita sekarang sudah generasi ke tiga, kita (jualan) dari orang tua. Awalnya dari uyut, terus kakek dan abah, tapi karena abah meninggal makanya kita yang urus,” kata pengelola Rabeg H Naswi, Maria Upah, belum lama ini.
Resep Turun Temurun
Wanita yang akrab disapa Upay menjelaskan saat peristiwa kebakaran hebat melanda Pasar Rau, yang semula dijajakan di Pasar Rau kuliner rabeg miliknya berpindah ke Cilegon.
Namun saat itu hanya bisa bertahan selama 1 tahun, kemudian pindah lagi ke depan bekas gedung pengadilan yang sekarang dibangun Hotel Ratu Horizon.
“Tak lama setelah itu pindah lagi ke kantin pengadilan sampai tiga tahun, pas direnovasi pengadilannya baru pindah ke sini,” katanya.
Upay pun menjelaskan bahwa kuliner rabeg ini merupakan resep turun temurun dari uyutnya.
Sejak dulu, kata dia, rabeg miliknya banyak dikunjungi baik oleh pecinta kuliner atau pun media.
“Dari tahun 2000-an itu stasiun televisi banyak nanyangin, kalau dari tahun 2020 sampai 2021 kebanyakan blogger yang datang buat YouTube. Alhamdulillah pelanggan juga banyak dari luar kota, buat akikah juga,” katanya.
Lihat juga video "Headline Harian Poskota Edisi Minggu 14 November 2021". (youtube/poskota tv)
Upay mengungkapkan dalam sehari dirinya bisa menghabiskan 10 sampai 15 kilogram atau satu ekor kambing.
Satu porsi rabeg kambing dan nasi dijual Rp25 ribu.
“Buka dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam,” imbuhnya. (rahmat haryono/yo)