Ya Ampun! 2.208 Rumah di 21 Desa di Ketapang, Kalimantan Barat Terendam Banjir

Jumat 12 Nov 2021, 08:58 WIB
Kondisi banjir di Kota Banjarbaru, Kalsel. (dok BNPB)

Kondisi banjir di Kota Banjarbaru, Kalsel. (dok BNPB)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID  – Sebanyak 2.208 rumah warga di Tujuh Kecamatan  Ketapang, Kalimantan Barat, Terendam Banjir ,Kamis malam (11/11/2021). Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB ada 2.208 rumah yang terendam banjir. Selain itu, sejumlah fasilitas umum diantaranya satu sarana ibadah, satu  kantor desa, satu gedung serbaguna, dan  lapangan sepak bola, serta lapangan bola voli. Ketinggian muka air berkisar antara 20 - 50 sentimeter.

Meluasnya dampak banjir ini juga tercatat dari yang sebelumnya terdapat 13 desa terdampak kini menjadi 21 desa.

Hasil pemantauan di lapangan, saat ini kondisi banjir di beberapa titik mengalami kenaikan. BPBD Kabupaten Ketapang menghimbau kepada para warga untuk selalu waspada terhadap banjir susulan, dengan memantau perkembangan debir air di Sungai Pawan.

Dalam keterangannya, Abdul Muhari, Ph.D. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, banjir juga terjadi di wilayah di Kota Banjarbaru,   Provinsi Kalimantan (Kalsel), Kamis sore (11/11/2021).

"BPBD Kota Banjarbaru melaporkan terdapat tiga kecamatan yang terdampak kejadian ini yakni Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjar Baru Selatan dan Kecamatan Landasan Ulin," terang Abdul Muhari.

Tim dari BPBD Kota Banjarbaru diturunkan guna melakukaan pendataan dan kaji cepat dilapangan. Dalam upaya mengantisipasi adanya potensi banjir susulan, evakuasi terhadap warga masih dilakukan mengingat kondisi dilokasi saat ini masih hujan ringan.

Antisipasi dampak fenomena La Nina yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hendaknya dapat dilakukan secara bijak.

Pengembalian fungsi lahan juga dianggap perlu. Upaya pencegahan deforestasi secara besar-besaran terus diperkuat agar fungsi lahan maupun hutan dapat dikembalikan sebagai daerah penyerapan air yang optimal. (johara)

Berita Terkait

News Update