Prof. Wiku Laporkan Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia Sudah Membaik

Rabu 10 Nov 2021, 17:42 WIB
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (Foto/Satgas Covid-19/Ist)

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (Foto/Satgas Covid-19/Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengajak masyarakat untuk mempertahankan perkembangan kasus yang sudah baik.

"Bukan malah sebaliknya bersikap lengah dan lalai, sehingga mendorong peningkatan kasus Covid-19," terang Wiku, Rabu (10/11/2021).

Wiku menambahkan belajar dari pengalaman libur panjang selama 2 tahun terakhir, maka terlihat bahwa kelalaian protokol kesehatan, atau kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus.

Wiku menjelaskan  saat ini kondisi kasus di Indonesia semakin terkendali baik di wilayah pulau Jawa-Bali maupun non Jawa-Bali.  

"Data per 8 November 2022, tersisa 0,23% orang yang positif Covid-19 secara nasional. 

Dengan angka kematian harian sebesar 3,38% dan angkat kesembuhan sebesar 96,93%," papar Wiku.

Wiku menambahkan dalam menghadapi periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), masyarakat dapat mendukung pencegahan penularan Covid-19.

Dengan melakukan persiapan yang cermat agar dapat menikmati liburan yang produktif dan terkendali.

Belajar dari pengalaman libur panjang selama 2 tahun terakhir, maka terlihat bahwa kelalaian protokol kesehatan atau kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus.

Ia menambahkan terdapat lima hal yang harus dilakukan demi mencegah lonjakan kasus di awal tahun 2022.

Pertama, menjalankan protokol kesehatan 3M secara komprehensif dan konsisten.

Artinya tidak terpisah-pisah dalam memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Ketiganya harus terintegrasi, mengingat satu dan upaya lainnya saling mengisi celah penularan Covid-19.

"Selain itu yang protokol kesehatan harus diterapkan dimanapun dan kapanpun selama rangkaian kegiatan dan perjalanan," terang dia.

Kedua, menyegerakan vaksinasi Covid-19 sebagai tanggungjawab dalam melindungi masyarakat yang rentan.

Dengan segera divaksin, orang-orang yang tidak bisa divaksin misalnya anak kurang dari 12 tahun ataupun orang dengan komplikasi kesehatan tertentu.

Sehingga dapat terlindungi karena menjamin lingkaran interaksi mereka dengan orang yang peluang tertularnya lebih rendah.

Ketiga, inisiatif melakukan testing atau pengobatan Covid-19 jika merasakan gejala mirip Covid-19 harap masyarakat segera melakukan testing Covid-19 di fasilitas kesehatan terdekat.

"Hal ini bertujuan mencegah penularan, dengan terdeteksi lebih cepat dan meningkatkan angka kesembuhan karena ditindaklanjuti lebih cepat pula," jelas Wiku.

Keempat, menganalisis risiko penularan sebelum berkegiatan.

Perlunya, memperhatikan sirkulasi udara dan durasi kegiatan dimana masyarakat dihimbau memilih kegiatan di luar ruang dengan durasi yang lebih singkat.

"Masyarakat juga perlu mempertimbangkan urgensi untuk bepergian khususnya bagi mereka yang sedang merasa tidak dalam keadaan fit (sehat).

"Khususnya, bagi orang yang merasakan gejala maupun kontak erat kasus Covid-19 untuk tidak melakukan aktivitas luar ruang dan aktivitas perjalanan, demi keamanan diri sendiri dan orang lain di sekitar kita," pungkasnya. (johara)

 

Berita Terkait
News Update