Wapres Sebut Potensi Indonesia Menjadi Kekuatan Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia Sangat Besar

Selasa 09 Nov 2021, 11:24 WIB
Wapres KH Ma'ruf Amin saat hadiri secara virtual Peringatan Hari Dharma Karya Dhika. (foto: biro pers)

Wapres KH Ma'ruf Amin saat hadiri secara virtual Peringatan Hari Dharma Karya Dhika. (foto: biro pers)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan  potensi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dan keuangan syariah dunia sangat besar, bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai produsen.

"Terlebih setelah pandemi Covid-19 menghantam ekonomi dunia, kita makin menyadari bahwa sektor ekonomi syariah harus kita optimalkan sebagai mesin pertumbuhan baru yang mendukung perekonomian nasional," terang Wapres.

Itu disampaikan Wapres secara daring saat acara menjadi pembicara kunci di konferensi internasional mengenai ekonomi Islam yang diselenggarakan Universitas Sebelas Maret, di Jakarta, Selasa (9/11).

Hadir dalam acara itu, Prof. Djoko Suhardjanto, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret; Prof. M. Kabir Hassan, University of New Orleans, Amerika Serikat; Prof. lzza Mafruhah, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret; Dr. Aishath Muneeza, INCElF, Malaysia Shariah Advisory Council.

Wapres menjelaskan pasar muslim di seluruh dunia mencakup lebih dari 2 miliar populasi dan diprediksi akan terus bertumbuh.

"State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021 memperkirakan belanja muslim di dunia pada sektor ekonomi syariah mencapai 2,02 triliun dolar AS pada 2019," papar Wapres.

Jumlah tersebut, menurutnya, menunjukkan peningkatan 3,2 persen dari tahun 2018, meskipun mengalami penurunan pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2024, belanja muslim di dunia diperkirakan akan mencapai 2,4 triliun dolar AS.

Menyadari potensi tersebut, tutur Wapres,  yang pemerintah berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci di bidang ekonomi dan keuangan syariah dunia, bukan hanya sebagai konsumen melainkan juga sebagai produsen.

Komitmen tersebut telah diwujudkan ke dalam berbagai aksi nyata, antara lain melalui pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan penggabungan 3 bank syariah di bawah naungan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia difokuskan pada empat bidang, yaitu pengembangan industri produk halal; pengembangan ekonomi dan keuangan syariah; pengembangan dana sosial syariah; dan pengembangan kegiatan usaha syariah atau bisnis syariah.

"Bank syariah memiliki peran strategis untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi pusat keuangan syariah dunia. Dalam hal ini bank syariah merupakan pilar penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah lainnya, khususnya dalam industri produk halal dan perluasan usaha syariah," Wapres menerangkan. (johara)

 

Berita Terkait

News Update