“Bisa juga melalui asupan daun kelor. Adik-adik mahasiswa, jujur saja, apakah ada yang pernah makan daun kelor? Atau bahkan ada yang sama sekali tidak tahu daun kelor? Hayo, yang jujur ngaku tidak tahu daun kelor tunjuk tangan jangan malu, nanti saya beri hadiah,” ujar Doni, mengintermezo suasana.
Kuliah umum hari itu benar-benar bernas. Bukan saja diberikan oleh seorang jenderal, penggiat lingkungan, lebih dari itu, Doni Monardo adalah penyandang gelar Doktor Honoris Causa dari IPB University di bidang Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Bisa dipastikan, ilmu dan pengetahuan Doni untuk topik yang dikuliahkan, tidak akan habis satu semester. Akhirnya, pengalaman-pengalaman pribadi di bidang lingkungan, oleh Doni hanya bisa disampaikan laiknya kilasan peristiwa.
Ia memberi contoh aktivitasnya pekan lalu. Tiga hari ia masuk ke pedalaman Kalimantan Tengah, menuju Katingan.
“Lahan gambut yang dikelola dengan baik, akan meminimalisir kebakaran hutan. Sedangkan, budidaya ikan gabus di dalamnya, bisa memberi asupan nustrisi bagi masyarakat. Mengonsumsi ikan gabus, bisa mencegah stunting,” papar Doni.
Di lokasi pedalaman Kalimantan Tengah, juga menjanjikan sektor pariwisata petualangan yang sangat eksotik.
“Selama di sana, HP kami simpan. Soalnya tidak ada sinyal,” ujar Doni sambil tertawa.
Ia melanjutkan, “Kami tidur di atas perahu di perairan sekitar lahan gambut, dikelilingi hutan perawan. Sungguh sebuah pengalaman berwisata yang sangat mengesankan. Para turis, utamanya turis asing, sangat menyukainya.”
Inisiatif dan inovasi masyarakat, bahkan berhasil mendapatkan albumin. “Saudara-saudara mahasiswa kedokteran tahu persis apa itu albumin dan manfaatnya,” kata Doni.
Albumin digunakan untuk mengatasi hipoalbuminemia, yaitu rendahnya kadar albumin dalam darah. Albumin juga digunakan untuk menangani syok hipovolemia akibat cedera atau luka bakar yang parah. Albumin merupakan protein utama di dalam darah manusia.
Inovasi masyarakat yang sudah dimulai di Siak Riau, yang menghasilkan ekstrak untuk mendapatkan albumin tadi, bahkan memperoleh penghargaan saat dipresentasikan di MIT (Massachusetts Institute of Technology), Amerika Serikat.
“Sungguh luar biasa,” tambahnya. Hal serupa kemudian dirintis juga di Katingan Kalteng.