Oleh Tatang Suherman, Wartawan Poskota
SEPAKBOLA indah adalah sepakbola Brasil. Bola dimainkan dari kaki ke kaki, kadang disundul. Publik mengenal sebagai manifesto joga bonito, atau permainan cantik. Bagaimana pemain terkenal seperti Pele, Ronaldinho atau Garrincha menggiring bola, menipu lawan dan menceploskan bola ke gawang, semua dilakukan dengan kemampuan seniman lapangan hijau.
Dalam dunia politik, permainan cantik gaya Brasil sepertinya tengah dilakukan PDIP. Untuk persiapan tahun 2024 di mana pemilihan presiden, gubernur, bupati atau walikota akan serentak diselenggarakan, partai berlambang banteng ini pun sedang menguji para kader yang sudah jadi target.
Untuk calon presiden, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, pernah menyebutkan bahwa partainya memiliki banyak kader yang potensial untuk diajukan sebagai calon presiden pada pemilu tahun 2024. Dia menyebut sedikitnya ada 10 nama kader yang berpeluang diusung sebagai kandidat presiden, antara lain Prananda Prabowo, Puan Maharani, Olly Dondokambey, Ganjar Pranowo, Wayan Koster, Tri Rismaharini, Djarot Syaiful Hidayat, Abdullah Azwar Anas, Mardani, Sultan Riska.
Nama-nama yang disebut itu, tidak semuanya harum, namun mereka punya resources. Mereka memegang jabatan, dan di antaranya memegang resources keuangan yang kuat.
Dari nama-nama yang disampaikan Hasto itu, tidak semua berpeluang dimajukan. Kelihatanya hanya tiga nama yang berpotensi dimunculkan menjelang tahun 2024. Ketiganya adalah Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Prananda Prabowo.
Puan dan Pranada boleh jadi memiliki dana yang cukup kuat, tetapi popularitas maupun elektabilitas masih kalah dibanding Ganjar Pranowo. Sedangkan Ganjar sendiri tidak memiliki dana sekuat seperti calon lain.
Tetapi nama Ganjar sudah naik popularitasnya.
Gubernur Jateng ini bahkan sudah digadang-gadang para pendukungnya. Faktanya para pendukung di sejumlah daerah secara terang-terangan sudah mendeklarasikan diri sebagai pendukung Ganjar. Sebagai akibat dari itu, ada keriuhan di tubuh partai ini.
Bagi Hasto, keriuhan tersebut tak ubahnya sebagai riak-riak yang dianggapnya biasa. Boleh jadi keriuhan yang terjadi selama ini juga sebagai bagian dari permainan cantik yang sedang dilakukan oleh partai ini.
Boleh jadi bahwa PDIP sedang melakukan tes ombak di mana para petinggi partai ini tengah melihat "arah angin", calon mana yang paling diterima di tengah masyarakat.
Permainan cantik mirip bola Brasil ini kelihatannya tengah dimainkan PDIP. Di satu sisi partai itu mencoba melakukan tes ombak terhadap sosok yang dijagokan sementara disisi lain mencoba menahan calon lain agar tidak terlalu tampil.
Permainan ala bola Brasil ini dimainkan PDIP untuk mengetahui apakah jagonya yakni Puan Maharani bisa didorong. Oleh karena itu, partai sengaja menahan promosi kader lain karena elektabilitas Puan Maharani masih rendah, jauh kalah dibandingkan sosok potensial lainnya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.