JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Duta Besar RI untuk PEA, Husin Bagis mengatakan pemberian nama dan masjid Joko Widodo merupakan inisiatif dari Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab (PEA), Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ).
Husin menjelaskan sebelumnya, nama jalan ini adalah Al Ma'arid Street yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb Al Kubra.
"Jalan Presiden Joko Widodo diresmikan pada 19 Oktober 2020 oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office, Sheikh Khalid Bin Mohammed Bin Zayed Al Nahyan," tutur Husin.
Ia menambahkan jalan sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer itu terletak di salah satu ruas jalan utama, yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan.
"Kawasan itu merupakan area strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik, seperti Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan sebagainya," papar Husin.
Sebaliknya, pemerintah Indonesia mengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ). Penggantian nama tersebut diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, pada Senin, 12 April 2021 lalu.
Saling memberi nama jalan kedua pemimpin tersebut juga merefleksikan hubungan antara Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab yang sangat harmonis dalam beberapa tahun terakhir. Hubungan kedua negara sendiri telah terjalin selama lebih dari 45 tahun, tepatnya sejak tahun 1976.
"Hubungan itu kalau saya pikir insyaallah dengan UAE sekarang, hubungan Jakarta itu yang paling enak, paling mesra di dunia dengan UAE," imbuh Dubes Husin.
Tidak hanya itu, kemesraan Presiden Jokowi dan Pangeran MBZ juga ditunjukkan dengan seringnya mereka berkomunikasi melalui telepon.
Keduanya juga kerap saling berbalas kunjungan. Mohammed Bin Zayed tercatat pernah datang ke Istana Bogor, Jawa Barat, pada 24 Juli 2019. Presiden Jokowi pun pernah berkunjung ke Abu Dhabi dan bertemu Mohammed Bin Zayed pada 12 Januari 2020.
"Kedekatan itu bisa ditunjukkan tidak saja dengan hasil-hasil yang ada tetapi sering telepon, sebulan-dua bulan. Apakah Pak Jokowi yang telepon atau His Highness. Sering sekali komunikasi. Bahkan nanti saya rencana kalau bisa tiap tahun Pak Jokowi datang ke mari sebab orang Arab itu kan punya kebiasaan sering dikunjungi," jelasnya.