JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Banyak yang sudah menduga Jenderal Andika Perkasa yang akan dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Hal itu dibuktikan dengan dengan dikirimnya Surat Presiden (Surpres) tentang pergantian Panglima TNI kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam suratnya, Presiden Jokowi mengajukan nama Kasad Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sebelum dicalonkan sebagai Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa yang kelahiran 21 Desember 1964 ini pun terbilang moncer. Ia memiliki segudang pengalaman dan tada jasa.
Berikut ini karir moncer Jenderal Andika Perkasa yang resmi diajukan sebagai calon Panglima TNI oleh Presiden Jokowi.
Andika memulai karier dengan bergabung bersama 134 personel Komando Pasukan Khusus untuk mengikuti seleksi proyek Charlie pada medio 1988. Charlie merupakan sandi untuk proyek intelijen teknik pada Detasemen 81 Antiteror Kopassus.
Suami dari ibu Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono yang akrab disapa ibu Hetty ini pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh, dua daerah yang masuk kategori rawan pada masa Orde Baru.
Setelah Reformasi, Andika disebut ditugasi Badan Intelijen Negara untuk memantau jaringan Al-Qaidah di Indonesia.
Andika naik menjadi jenderal bintang satu saat menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AD pada 2013. Saat Jokowi menjadi Presiden pada 2014, Andika naik pangkat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.
Pertengahan 2016, dia menjadi Panglima Daerah Militer (Pangdam) Tanjungpura. Lalu pada awal 2018, Andika kembali naik pangkat dengan menjabat Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat.
Jabatan itu hanya dipegangnya selama sekitar enam bulan. Pada Juli 2018, Andika Perkasa menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Empat bulan menjadi Pangkostrad, dia dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada November 2018 lalu.