ADVERTISEMENT

PKS Apresiasi Film Nussa: Menunjukkan Bahwa Tidak Selamanya Idealisme dan Konsumerisme Bertentangan

Senin, 1 November 2021 09:42 WIB

Share
Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri mengapresiasi film Nussa. (foto: ist)
Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri mengapresiasi film Nussa. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Film animasi Nussa garapan Visinema Pictures menuai respons positif dari Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri.

Menurutnya, di tengah arus industri film barat, India dan Korea melanda layar bioskop dalam negeri, idealisme para sineas Indonesia untuk terus memproduksi film edukasi ternyata tetap tinggi.

Film Nussa yang sarat dengan nilai-nilai moral ternyata mendapatkan animo yang tinggi dari masyarakat, terlihat dari jumlah tiket yang terjual sejak film ini ditayangkan.

“Di Indonesia ini banyak animator-animator mumpuni yang kualitasnya tidak jauh beda dengan industri film di negara-negara lain, termasuk Hollywood dan Bollywood. Bedanya terletak pada nilai yang diangkat. Para sineas dan animator kita berorientasi pada edukasi, bukan sekedar mengikut tren. Mereka ini value-based, bukan market-based," tuturnya saat selesai acara nobar PKS bersama media di Jakarta, Minggu (31/10/2021) malam.

"Keberhasilan film Nussa ini menunjukkan bahwa tidak selamanya idealisme dan konsumerisme bertentangan, karena masih banyak masyarakat yang lebih memilih film yang sarat nilai daripada sekadar sarat efek,” katanya lagi.

Menurut tokoh yang akrab dipanggil Doktor Salim ini, film animasi Nussa ini sangat realistis menggambarkan sosok anak sekolah dasar di Indonesia dengan segala problematika yang dihadapi di sekolah, rumah dan lingkungan bermainnya.

“Sifat keegoisan anak kecil, kecemburuan ketika tidak menjadi perhatian orang tua, adalah murni khas anak-anak. Film ini bukan film fantasi namun film yang dekat dengan keseharian kita. Sesuatu yang relevan dengan kehidupan masyarakat biasanya akan lebih disukai karena down to earth,” ujarnya.

 

Tonton juga video "Headline Harian Poskota Edisi 1 November 2021". (youtube/poskota tv)

Film ini, tambah Menteri Sosial RI tahun 2009-2014 tersebut, mengajarkan nilai-nilai universal kemanusiaan yang bisa diterima oleh segmen manapun dan mampu memperkaya khazanah animasi anak Indonesia sehingga tidak lagi bergantung pada film-film animasi luar.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT