DULU istri pertama Jandi, 45, yang bernama Nanik, 39, diceraikan karena penasaran punya bini gadis. Tapi setelah menikahi Heni, 35, eh.....10 tahun kemudian terungkap bahwa istri yang sekarang pernah nikah. Buktinya ada bocah usia 12 tahun menyusul dan ternyata itu anak Heni. Jandi betul-betul kena batunya.
Ada ayat Qur’an yang mengatakan, yang buruk menurutmu belum tentu buruk di mata Allah Swt (surat Al-Baqarah ayat 216). Maka barang siapa yang ngotot melanggar nash Qur’an tersebut, bisa kena batunya alias diwelehna kata orang Surabaya. Sudah takdirnya punya istri seorang janda, penasaran punya bini gadis buntelan plastik. Padahal pada akhirnya dia menyesal tujuh turunan, tapi apakah yang kadung dilepas bisa kembali diraihnya?
Jandi adalah salah satu lelaki warga kota Surabaya yang kena batunya itu, yang ternyata dampaknya lebih menyakitkan ketimbang penyakit kencing batu. Dulu sampai usia 30 tahun belum laku kawin karena mendambakan bini yang cantik mulus macam artis Dian Sastro. Tapi karena asal-asalan, mana ada cewek cakep yang mau. Akhirnya dia menikah dengan janda Nanik kaya yang kebetulan anak Pak Sastro.
Hidup jadi suami Nanik betul-betul endah, dah! Kendaraan dari Honda 69 yang suaranya ngukkk enguk..... langsung ganti pakai mobil Kijang kapsul. Gajinya dari karyawan pabrik tak pernah dinantikan oleh istri. Silakan buat uang rokok dan jajan saja, begitu kaya Ny. Nanik. Yang penting bagi istri, Jandi rajin minum madu dan makan telur mentah, agar di ranjang tetap rosa-rosa kayak Mbah Maridjan.
Dua tahun kemudian pasangan Jandi-Nanik telah punya momongan. Mestinya Jandi sangat bersyukur, karena telah berhasil menjadi bapak, dan punya istri yang memanjakan dirinya sebagai suami. Ternyata tidak. Dia penasaran, sebab punya bini janda ternyata ibarat mobil mesin sering rewel, suaranya tak lagi halus. Kalau digas orang se-RT dengar semua.
Jandi penasaran, seperti apa sih enaknya punya bini perawan? Ada istilah “mbelah duren”, itu bagaimana sih rasanya? Soalnya duren di rumah sudah bekas sisa dipangan mbajing (dimakan tupai). Wacana ini muncul dalam benaknya, gara-gara ketemu cewek yang cantik dan muda. Ketika Heni mengaku gadis, langsung saja dipacarinya dengan modal aset dari istrinya. Maklumlah, mobil Kijang yang dikemudikan itu atas nama bini juga.
Gara-gara penasaran punya bini gadis, belum resmi nikah Heni sudah di-DP nol rupiah dulu. Tak lama kemudian hamil dan tentu saja dituntut nikah segera. Karena Nanik tak sanggup dipologami, maka pasangan itupun bercerai, dan Jandi-Heni jadi pasangan yang berbahagia dengan satu anak hasil bon-bonannya dulu. Tapi entah kenapa, anak Jandi-Heni tak nambah lagi, kecuali produk pertama yang sudah giling duluan sebelum pabrik resmi beroperasi.
Nah, kebahagiaan mereka terganggu sekian tahun kemudian, ketika datang seorang bocah wanita mengaku anak Heni. Tak hanya itu bukti yang diajukan. Di samping wajah mirip ibunya, juga ada bukti akte kelahiran bahwa bocah itu anak daripada pasangan Heni dengan suami pertamanya. Tentu saja jantung Heni makjleb......karena telah dibongkar dengan nyata.
Lebih kaget lagi Jandi, kenapa dia dulu penasaran pengin dapat istri gadis, kok dapatnya janda juga. Ketika dia minta pertanggungjawaban Heni atas pengibulannya sekian tahun lalu, jawabnya enak saja. “Sampeyan saja yang bego, masak tak bisa bedakan mana gadis mana janda.” Kata Heni menukik ke jantung suaminya.
Jika mengikuti emosi, ingin rasanya Jandi langsung menceraikan Heni yang sekian tahun lamanya telah mengibuli dirinya. Tapi itu akan mengorbankan anaknya, dan juga anak bawaan Heni yang muncul belakangan. Maka peringatan Allah Swt memang tak pernah meleset, yang buruk di matamu belum tentu buruk di mata Allah Swt.
Mata Jandi saja yang lamur (setengah buta), sehingga tak bersyukur. (GTS)