Joko Widodo Khawatir Keberadaan AUKUS dan Kapal Selam Nuklir Australia Picu Rivalitas di Kawasan

Rabu 27 Okt 2021, 17:42 WIB
Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT ke-1 ASEAN-Australia di Istana Kepresidenan Bogor menyampaikan kekhawatiranya atas keberadaan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia.  (Foto/biropers)

Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT ke-1 ASEAN-Australia di Istana Kepresidenan Bogor menyampaikan kekhawatiranya atas keberadaan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia.  (Foto/biropers)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 ASEAN-Australia, Presiden Joko Widodo mengungkapkan rasa was-was keberadaan AUKUS, atau kerja sama trilateral Australia, Inggris dan Amerika Serikat.

Presiden mengatakan bahwa Indonesia mengkhawatirkan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia yang dinilai dapat memantik makin tingginya rivalitas di kawasan.

"Oleh karena itu, Indonesia berharap agar Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra ASEAN dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," terang Kepala Negara.

Itu disampaikan dalam pidatonya saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).

Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Presiden menegaskan Australia untuk terus membangun kepercayaan agar dapat bersama-sama berkontribusi menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.

Presiden Jokowi menegaskan ASEAN memiliki kepercayaan terhadap kekuatan kerja sama dan kekuatan dialog dalam mengatasi perbedaan.

"Hal tersebut membuat ASEAN dapat bertahan selama lebih dari 50 tahun dan dapat berkontribusi pada stabilitas, perdamaian, serta kesejahteraan di kawasan," terang Kepala Negara.

"Dengan kekuatan ini, saya yakin tidak akan ada perdamaian dan stabilitas kawasan tanpa ASEAN,"  tambah Jokowi.

Presiden menyadari adanya dinamika yang sangat tinggi yang dapat mengancam stabilitas kawasan.

Namun, Indonesia tidak ingin kawasan ini menjadi ajang perlombaan senjata dan menjadi power projection yang dapat mengancam stabilitas.

Tonton juga video "Terdengar Seperti Ledakan, LRT Jabodetabek Tabrakan Saat Uji Coba". (youtube/poskota tv)

News Update