Silaturahmi ke Kantor PDIP, Pengurus PKP Siap Wujudkan Cita-cita Negara Maritim

Selasa 26 Okt 2021, 21:53 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan plakat PDIP kepada Ketua Umum PKP Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien. (ist)

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan plakat PDIP kepada Ketua Umum PKP Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan (DPN PKP) mengunjungi kantor PDI Perjuangan, Selasa (26/10/2021).

Kunjungan Pengurus DPN dipimpin Ketua Umum PKP Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien dan diterima langsung Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

“Rekam jejak PDIP ini berkaitan dengan PNI yang pada tahun 1973 terjadi fusi. Kalau PKP kan berkaitan dengan purnawirawan TNI yang bersama-sama kita lihat rekam jejaknya dalam menegakkan Pancasila," kata Hasto.

"Kita ini satu saudara kebangsaan yang sama-sama berjuang demi tegaknya Pancasila, NKRI, UUD 45, dan Kebhinekaan," tambah Hasto.

Ia mengatakan Hendropriyono beberapa kali hadir jadi narasumber di acara PDIP.

Dengan suasana canda, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dan Djarot Saiful Hidayat mengomentari jaket yang digunakan delegasi PKP yang berwarna merah.

Warna yang sama-sama melekat dengan PDIP.

"PDI Perjuangan dan PKP satu kekuatan nasionalis. Kekuatan Merah-Putih. Kita sama-sama berkomitmen melawan ideologi yang mau mengganti Pancasila. PDI Perjuangan siap bekerja sama. Pertemuan ini momentum memperkuat kerja sama kedua partai," kata Hasto.

Sementara Ketua Umum PKP Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien menyampaikan bergembira bisa hadir dan berdialog di kantor PDIP.

"Kami berterima kasih diterima di markas PDIP. Dan ke depan bisa berkolaborasi meningkatkan demokrasi tidak hanya demokrasi tapi demokrasi Pancasila supaya cita-cita founding fathers bisa tercapai," kata Yussuf yang merupakan mantan komandan Denjaka.

"PKP sama dengan PDIP tetap mempunyai komitmen yang kuat menjadi garda terdepan dan benteng Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Menghadapi segala rongrongan ancaman disintegrasi bangsa, radikalisme, intoleransi, sifat-sifat yang diskriminatif, termasuk kelompok-kelompok yang ingin mengubah Pancasila," tuturnya.

Berita Terkait
News Update