"Terus keluar sendiri pintu sebelah kiri yang keluar empat orang, satu satu keluar terus disuruh tiarap," ungkapnya.
Ratih juga mengatakan, kalau salah satu dari empat orang Laskar FPI tersebut sempat berteriak ketika diminta untuk tiarap. Kepada orang yang membawa pistol yang diduga sebagai petugas kepolisian, satu dari empat orang berteriak agar tidak melakukan tindakan.
"Yang tiarap satu orang teriak 'jangan diapa-apain teman saya', itu teriak terus beberapa kali," ucap Ratih.
Tidak lama berselang, lanjut Ratih, empat orang Laskar FPI itu diarahkan untuk masuk ke dalam mobil Xenia putih milik petugas. Setelahnya, Ratih tidak mengetahui peristiwa selanjutnya.
"Sudah beres langsung dinaikin mobil. Sehabis itu nggak lihat lagi di kemanakan," ujar Ratih.
Pada kesempatan yang sama, Khotib alias Pak Badeng yang merupakan petugas towing yang sedang stand by di rest area KM 50, mengatakan kejadian itu ia ketahui saat mendengar suara gaduh.
Akan tetapi Badeng mengaku mengurungkan niatnya untuk mendekat ke lokasi, dikarenakan melihat ada orang yang mengeluarkan senjata api yang membuat dia mengurungkan niatnya untuk mendekat dan memilih untuk kembali menjauh
"Saya dengar ada suara brak brak brak, saya kelur mendekat ngeliat orang bawa pistol saya takut balik lagi, ke tempat kopi," ujar Badeng.
Pada saat itu, Badeng hanya mendengar suara seorang yang keluar dari mobil Avanza menyuruh para penumpang dari mobil Chevrolet Spin untuk tiarap di luar mobil.
"'Tiarap, tiarap, tiarap!' Saya hanya mendengar itu," ujar Badeng.
Badeng yang saat itu sedang ditugaskan untuk stand by mengawal mobil vaksin. Tiba-tiba dihampiri oleh seseorang untuk menderek mobil Chevrolet Spin.
"Iya betul mobil diderek, pada saat saya lagi diminta, tapi yang mintanya bukan saya. Minta derek nah ada yang bilang pake Toing aja. Akhirnya pake saya," ujarnya.