Pemprov DKI dan Pemkot Bekasi Harus Serius Tangani TPST Bantargebang, Dampak Negatif Besar

Senin 25 Okt 2021, 22:22 WIB
Bagong Suyoto salah satu warga di Kelurahan Sumur Batu kecamatan Bantargebang saat ditemui poskota.co.id di makam Mbah Raden (TPST Bantargebang) Senin (25/10/2021) sore. (ihsan fahmi)

Bagong Suyoto salah satu warga di Kelurahan Sumur Batu kecamatan Bantargebang saat ditemui poskota.co.id di makam Mbah Raden (TPST Bantargebang) Senin (25/10/2021) sore. (ihsan fahmi)

"Cara masyarakat masih Konvensional, tidak sesuai dengan undang-undang 18 Nomor 2008, karena dari pengolahan sampah yang buruk jadi sesuatu yang tidak beres," sambung Bagong Suyoto

Diketahui Bagong, terdapat 7000 hingga 8000 ton sampah masuk ke TPST Bantargebang dalam sehari, ia ingin teknologi yang masuk nantinya dioptimalkan.

Diberitakan di media massa bahwa Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, akan membangun fasilitas yang dinamakan pengolahan sampah lama (Lindfil Mining) dan Pengolahan sampah baru (RDF Plant) sebagai upaya pengoptimalan PTSP Bantargebang.

"Saya juga dengar, tadi kepala dinas LH DKI Jakarta, mau buat namanya Landfill Mining dan RDF Plant untuk mengatasi ini, lindfil mining ini maksudnya tumpukan sampah yang umurnya sudah enam tahun, itu mau ditambang kemudian hasilnya dibawa ke infrastruktur teknologi RDF Plant," pungkasnya.

Diketahui Bagong Suyoto merupakan warga yang tinggal di Kelurahan Sumurbatu RT 001 RW 003, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. (kontributor/ihsan fahmi)

Berita Terkait

News Update