ADVERTISEMENT
Jumat, 22 Oktober 2021 18:54 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pendatang ada dari Citayam (Bogor), dari Depok, dari bongkaran Kalijodo juga ada, jadi sekitar jam 7 jam 8 (PSK) udah datang, ada yang bawa kendaraan motor," ucapnya.
Sutrisno mengatakan ada sekitar 30 lebih bilik prostitusi yang ada di lokasi itu. Deretan bilik berjejer di sisi kanan dan kiri lahan. Tertutup seng dan terbuat dari triplek.
"Lumayan banyak (jumlah bilik), ya kurang lebih ada 30 lah, banyak juga soalnya kanan kiri kan," ungkapnya kepada Poskota.co.id, Selasa (19/10/2021).
Lanjutnya, kata dia, bilik tersebut sekiranya berukuran panjang 3 meter dan lebar 3 meter. "Ya paling (ukurannya) sekitar 3 meter x 3 meter," jelasnya.
Pun, Sutrisno menambahkan, deretan bilik prostitusi tersebut diperkirakan sepanjang 200 meter. "Ya ada sekitar 200 meter panjangnya (deretan bilik)," tuturnya.
Kata Sutrisno, selain jadi tempat prostitusi, lokasi tersebut juga menjadi tempat peredaran minuman keras dan aksi pembunuhan seperti yang terjadi pada korban bernama Sugito (45) yang tewas dikeroyok di lokasi, pada Minggu (17/10/2021)
"Ya paling mabok, tapi enggak begitu sering, kalau pembunuhan selama pandemi, baru yang tadi aja, yang kemarin kejadian," ungkapnya.
Tonton juga video "Pekerja LRT Terjatuh Dari Ketinggian 8 Meter, Kapolsek Setiabudi: Masih Kritis Belum Sadarkan Diri". (youtube/poskota tv)
Terkait kasus kriminal hingga menewaskan nyawa, Sutrisno mencatat sejauh ini sudah ada tiga kali kasus tersebut terjadi. Bahkan prostitusi di Gunung Antang sempat ditutup selama tiga bulan lantaran adanya tamu yang tewas.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT