JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Heboh soal rencana nama Mustafa Kemal Ataturk jadi sebuah jalan di Jakarta.
Sontak saja wacana Pemprov DKI tersebut langsung menuai polemik, pasalnya sosok Mustafa Kemal Ataturk yang merupakan tokoh Turki, dahulu dinilai merugikan Islam.
Sehingga Indonesia dianggap tidak tepat jika mengabadikan nama tersebut sebagai nama salah satu jalan di Jakarta.
Menanggapi hal itu Permadi Arya atau biasa disapa Abu Janda sangat kecewa dengan pihak yang mengecam wacana tersebut.
Pasalnya Abu Janda berujar jika Mustafa Kemal Ataturk merupakan sosok berpangaruh yang memisahkan agama dengan pemerintahan.
Ia juga mengkalim jika Kemal Ataturk sebagai sosok yang kini berhasil memoderenisasi Turki, dari yang mulanya pakaian di negara tersebut identik dengan pakaian ala Timur Tengah kini sudah berubah menggunakan jas ala Barat.
Abu Janda juga menyebut jika kelompok yang menentang wacana jalan Mustafa Kemal Ataturk adalah pendukung khilafah.
"Pendukung khilafah sel tidur HTI kejang kejang kelojotan gegara pemprov DKI mau namain jalan di Jakarta "Mustafa Kemal Ataturk" kali ini saya dukung pemprov DKI @dkijakarta,"tulis Abu Janda dalam keterangan unggahannya.
Di sisi lain, menanggapi polemik penolakan tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria angkat bicara.
Menurutnya rencana penamaan dengan menggunakan nama Mustafa Kamal Ataturk itu, bagian dari kerjasama bilateral pemerintah.
Ariza menyebut, baik pemerintah Indonesia maupun Turki saling membantu dan menghormati melalui penamaan jalan itu. Bahkan, lanjut Wagub Ariza, nama Presiden Pertama Indonesia, Soekarno telah diabadikan menjadi nama jalan di depan KBRI Turki.
"Alhamdulillah giliran kita sekarang yang memberikan kesempatan nama tokoh daripada pemerintah atau negara Turki di Indonesia di Jakarta," jelasnya, Senin (8/10/2021).
Menurut Ariza, pemberian nama Mustafa Kemal Ataturk memang diusulkannya sendiri oleh pemerintah Turki kepada Indonesia. Negara pun, tentu akan menghormati dan menghargai demi menjaga hubungan antar negara.
"Kalaupun memang ada beberapa pendapat kelompok masyarakat yang lain juga kita harus hormati dan kita perhatikan pertimbangkan," ujar politisi senior asal Gerindra tersebut.
Baik pemerintah pusat maupun daerah, kata Ariza kembali, akan mencarikan solusi yang terbaik supaya baik bagi semua, termasuk hubungan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Turki menjadi lebih baik.
Usulan pemberitan nama jalan Ataturk di kawasan Menteng sebelumnya disampaikan Duta Besar Republik Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal.
Pemberian nama jalan itu disebut sebagai kesepakatan antara pemerintah kedua negara.
"Kami sudah meminta komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk pemerintah memberikan nama jalan dengan founding fathernya Turki di Jakarta," kata Iqbal Jumat (15/10/2021). (Cr09)