“Kami keluarga besar sepuluh bersaudara, saya sendiri anak ke sembilan. Ayah saya soerang pendidik dengan menjadi kepala sekolah,” ucapnya.
Sebagai putra daerah yang asli lahir di Bekasi, Dede mengaku tidak mengalami kendala selama memimpin wilayah yang memiliki delapan desa ini mengingat dirinya yang memang lahir di wilayah Kabupaten Bekasi.
“Secara sosial dan budaya Kecamatan Tarumajaya mirip dengan tempat kelahiran saya di Kecamatan Sukatani, jadi saya memang bisa mengenal watak dan karaketer masyarakat di sini sehingga bisa mudah berinteraksi dan bersosialisasi,” katanya lagi.
Kendati saat ini masyarakat di Kecamatan Tarumajaya cenderung heterogen dengan permasalahan yang kompleks, Camat Dede kerap kali menggunakan konsep pendekatan demi menyelesaikan dan mencari tahu apa yang menjadi persoalan di tengah masyarakat.
“Masyarakat itu sejatinya ingin dirangkul, didengar aspirasinya dan kita berikan solusi persoalan yang terjadi,” ungkap Camat yang kerap menjadi Imam Salat Jumat di wilayahnya itu.
Turun ke lapangan berinteraksi dengan warga menjadi agenda rutin Camat Dede.
“Seminggu bisa dua atau tiga kali bertemu warga termasuk setiap Jumat keliling masjid dan menjadi imam salat Jumat,” katanya sambil senyum. (yahya)