"Barang barang masih di atas semua. Kemarin ada yang terpaksa naik tangga masih bisa akses. Surat menyurat sudah kami sampaikan mengenai kami menuntut kebijakan pengelola dan pengembang. Memberikan laporan keuangan," ungkap Lyli.
"Kami sebenernya tidak keberatan bayar IPL kalau sudah jadi kewajiban kami. Tapi permasalahan hak kami tidak diberikan," ucapnya.
Aksi demo ini juga sempat memanas lantaran Lily sempat didorong hingga membuat leher dan pinggangnya sakit oleh salah satu oknum AW, Building Manager Apartemen The Mansion Bougenville.
"Saya sudah lakukan visum di RS Koja, besok saya MRI, karena sakit banget didorong-dorong dan lehernya ditarik, jika terjadi apa-apa akan saya proses secara hukum," tegas Lily.
Para pendemo ini sempat melakukan negoisasi dengan pihak pengelola namun gagal lantaran keduanya tidak sepakat.
Rudy Wijaya, Sekjen Asosiasi Pemilik Properti Indonesia datang mendukung pemilik unit untuk mendapatkan hak-haknya.
"Dalam Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Pergub Nomor 132 Tahun 2018 tentang Pembinaan Pengelolaan Rumah Susun Milik, pihak pengelola tidak boleh memutuskan listrik, air dan pemblokiran akses secara sepihak, harus ada musyawarah terlebih dulu dengan rapat anggota P3SRS atau dengan badan terkait," tandasnya. (deny)
