JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut jika alat ukur curah hujan atau ombrometer telah tersedia di 267 Kelurahan wilayah DKI Jakarta.
Alat tersebut dipersiapkan untuk mengantisipasi curah hujan tinggi yang berpeluang menciptakan banjir.
Untuk di Jakarta Timur sendiri yang memiliki 65 kelurahan, ombrometer pun telah tersedia, seperti di Kelurahan Cipinang Melayu dan Kelurahan Kampung Melayu.
Kedua kelurahan itu, merupakan daerah rawan banjir sebab lokasinya dekat dengan aliran Kali Sunter dan Kali Ciliwung, sehingga jika curah hujannya tinggi, bisa membuat kali meluap dan akhirnya terjadi banjir.
Lurah Cipinang Melayu, Arroyantoro menyampaikan jika ombrometer Kelurahan Cipinang Melayu terletak di samping bangunan kantornya, tepatnya di area taman.
"Alat pantau (curah hujan) ada diletakkan di samping bangunan kantor Kelurahan Cipinang Melayu," ungkapnya kepada Poskota.co.id, Jumat (15/10/2021).
Lebih lanjut, secara teknis proses pengukuran curah hujan dijelaskan operator Kelurahan Cipinang Melayu, Heri Setiyawan (43).
Alat yang berbentuk seperti tabung dengan tinggi sekira 1,5 meter, berdiameter atas 10 cm, dan bagian tengah 20 cm itu, menjadi wadah guna menampung air hujan.
Kemudian, ada keran di ombrometer itu, gunanya sebagai saluran keluar air hujan yang tertampung tersebut.
Nantinya, dengan memakai gelas ukur, rendah atau tingginya curah hujan bakal terlihat.
Angka dalam gelas ukur menjadi cara untuk mengetahui apakah debit air hujan yang tertampung di gelas tersebut termasuk berada dalam tingkat rendah atau tinggi.
"Ukurannya mulai dari ringan, sedang, tinggi per 8 milimeter. Ringan 1-8 milimeter dikategorikan curah hujan ringan, 8 - 16 itu kategori sedang, dan 17-25 ke atas itu curah tinggi," ungkapnya ketika ditemui langsung di Kantor Lurah Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar.