ADVERTISEMENT

Waka Dewan Jakarta Utara Tewas usai Kecelakaan di 'Jalur Tengkorak', Begini Tanggapan Pengamat Tata Kota

Rabu, 13 Oktober 2021 01:27 WIB

Share
Wakil Ketua Dewan Kota Jakarta Utara, M. Rivani (Toche) meninggal dunia setelah menjadi korban tabrak lari di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/10/2021) dini hari. (foto: ist)
Wakil Ketua Dewan Kota Jakarta Utara, M. Rivani (Toche) meninggal dunia setelah menjadi korban tabrak lari di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/10/2021) dini hari. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua (Waka) Dewan Kota Jakarta Utara, M. Rivani (Toche), meninggal dunia setelah bersama istrinya menjadi korban tabrak lari di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/10/2021) dini hari.

Saat itu korban berboncengan menggunakan motor Honda BeAT dengan pelat nomor B 3651 UNP, melaju di Jalan Raya Cilincing dari arah barat menuju ke timur.

Akibatnya, motor korban langsung oleng dan terpental ke kanan kemudian tertabrak mobil yang melaju dari arah berlawanan.

Pengendara motor, Rivani alias Toche, langsung tewas di tempat. Sementara istrinya yang dibonceng mengalami luka cukup parah dan saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Koja.

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menanggapi kecelakaan yang dialami korban di Jalan Raya Cilincing itu.

Menurutnya, jalur tersebut memamg rawan kecelakaan. Untuk itu, ia meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memasang kamera cctv di sepanjang jalur.

"Artinya kita minta Dishub untuk memasang cctv atau katakanlah kalau ada permukimam atau ada pergudangan atau apa ya kalau bisa dibantu cctv dari masyatakat," ujarnya dikonfirmasi Selasa (12/10/2021).

Kemudian, terkait dengan situasi malam hari, lampu penerangan jalan juga harus optimal, sebab jalur tersebut merupakan jalur rawan kecelakaan dan padat lalu lintas.

Para pengendara juga harus ekstra hati-hati karena jalur tersebut merupakan jalur industri, sehingga kendaraan yang lewat merupakan kendaraan besar yang menuju ke pabrik atau pelabuhan.

"Khususnya bagi kendaraan kecil yang mungkin tidak sadar mungkin ambil posisinya agak ke tengah atau memang ada potensi disepanjang jalan itu ada hambatan samping kiri kanan jalan, sehingga membuat jalan itu agak sedikit karena keramaian, misalnya ada PKL, ada toko, ada rumah ada usaha dan sebagainya," jelas Yayat.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT