Tapi, juga banyak nelayan nakal yang membuang bekas oli mesin kapalnya ke laut.
"Dari kitanya juga gitu. Banyak buang oli bekas ke laut. Jadi harus terima kalau sekarang kondisinya gini," ujar bapak 3 anak asal Cirebon, Jawa Barat tersebut.
Kurdianto mengatakan, dirinya bersama puluhan teman lainnya, saat ini harus mengencangkan ikat pinggang selama dua Minggu kebelakang karena cuaca yang sedang tidak stabil.
Akibatnya, nelayan harus utang ke warung untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari karena penghasilannya dari mencari ikan menipis.
Di lokasi, sebagian besar nelayan, memilih untuk tidur di perahu berkapasitas 2 GT, yang bersandar di dermaga.
Terlihat juga beberapa nelayan yang sedang fokus memperbaiki jaring untuk mengisi waktu.
"Ya begini, kalau lagi cuaca buruk sampe berminggu-minggu ini hasilnya tipis. Penghasilan bisa dibilang minus," katanya.
Video RPTA Kelurahan Sunter Agung Disulap Lukisan Mural. (youtube/poskota tv)
Karena hasilnya tangkapan ikannya minus, Kurdi memilih untuk tidak melaut sampai cuaca mendukung.
Kurdi yang sudah 40 tahun menjadi nelayan, masih bersyukur karena untuk makan sehari-hari saat ini dirinya dibantu oleh anak pertamanya yang bekerja sebagai PPSU di Kelurahan Cilincing.
"Ya saya bersyukur, anak pertama saya laki-laki umurnya 26 tahun, bantu kalau untuk makan. Tapi kalau untuk rokok ya kita utang ke warung," pungkasnya. (yono)