Nelayan di Muara Angke Tak Peduli, Bagi Mereka Merosotnya Hasil Tangkapan Karena Faktor Cuaca Bukan Karena Paracetamol

Selasa 05 Okt 2021, 22:39 WIB
Bada (54) salah satu nelayan di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. (yono)

Bada (54) salah satu nelayan di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. (yono)

Namun, bila ikan yang didapat sedang tipis, sekali melaut, hanya mendapatkan Rp1 juta dari hasil penjualan ikan.

Setelah hasil tersebut dipotong biaya ini dan itu, Bada dan rekannya hanya bisa mengantongi Rp50 ribu.

"Dibagi lagi, ada belanjaan lah Rp300 ribu, sama bosnya, paling saya cuma Rp50 ribu," jelas pria asal Indramayu, Jawa Barat tersebut.

Meski begitu, Bada dan 8 teman satu kapal yang berukuran 8 GT, tetap telaten memburu ikan di perairan Teluk Jakarta.

Paling jauh, kata Bada, kapalnya berlayar hingga ke Pulau Putri, Kepulauan Seribu untuk mencari ikan.

Menurunnya hasil tangkapan ikan, kata Bada yang sudah 10 tahun menjadi nelayan, dipengaruhi oleh cuaca yang tidak bersahabat.

"Iya karena cuaca kadang anginya dari selatan. Apalagi masuk musim ujan. Ntar nih kalau udah barat-an (angin barat) muncul lagi, sekarang lagi turun," pungkasnya.

Adapun dalam Buletin Polusi Laut, yang diterbitkan oleh sciencedirect.com menyatakan, limbah yang mencemari laut Teluk Jakarta mengandung parasetamol.

Hal itu disebutkan dalam laporan yang berjudul ‘Konsentrasi Tinggi Paracetamol dalam Limbah yang Mendominasi Perairan Teluk Jakarta, Indonesia’.

Untuk membuktikan kebenarannya, pada Sabtu (2/10/2021), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengambil sampel air laut di dua titik lokasi yaitu di perairan Muara Angke dan Ancol untuk diteliti di Laboratorium. (*)

 

Berita Terkait

News Update