Rocky Gerung menegaskan, PDIP harus bisa mengambil tindakan tegas dan terukur hika mereka peka terhadap citra bangsa Indonesia di mata Internasional.
Bahkan, PDIP didesak harus segera meminta maaf secara terbuka karena Mensos Tri Rismaharini yang bukan lain adalah kadernya dianggap melanggar etika publik sekaligus bertindak bertentangan dengan kultur bangsa Indonesia.
"Jadi kalau PDIP peka, mestinya PDIP yang langsung kasih pengumuman 'Minta maaf, kader kami melanggar etika publik, melanggar perjanjian kultural bahwa bangsa ini adalah bangsa yang sopan santun'," ucap Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai, tindakan Mensos Risma sangat bertolak belakang dengan promosi yang ingin dibangun Indonesia sebagai negara lemah lembut dan menjunjung sopan santun.
"Itu bertentangan dengan promosi kita kan? Promosi kita kan 'Ini bangsa yang lemah lembut, sopan santun' sementara Bu Risma menunjukkan hal yang sebaliknya," katanya.
Rocky Gerung menilai, Sandiaga Uno harus mengevaluasi insiden 'marah-marah' Mensos Risma di Gorontalo, terlebih Gorontalo diproyeksikan akan menjadi salah satu wilayah baru pusat pertumbuhan pariwisata Indonesia.
"Mestinya ini yang harus dievaluasi. Sandi sebagai Menteri Pariwisata harus punya poin juga bahwa ini buruk, sementara Gorontalo ini mau dijadikan sebagai pusat baru pertumbuhan pariwisata," ujar dia.
Rocky Gerung menilai, tindakan Mensos Risma yang memarahi bawahannya di Gorontalo dengan meledak-ledak bisa menjadi citra buruk bagi Indonesia.
Dia menilai, warga Gorontalo bisa saja marah dan tersinggung dengan perbuatan Mensos Risma karena dinilai tak menghormati local wisdom masyarakat Gorontalo.
"Ini citra buruk buat Indonesia. Tentu masyarakat Gorontalo menganggap bahwa 'Ini kok kurang ajar betul bertamu ke tempat kita tapi membentak-bentar rakyat kita?'. Local wisdom itu kuat pada masyarakat Gorontalo," tuturnya. (tha)