MERAUKE, POSKOTA.CO.ID - Tim wushu DKI Jakarta menambah dua medali emas pada hari terakhir dari nomor sanda, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 Papua yang berlangsung di GOR Hiad Sai Kabupaten Merauke, Papua, Minggu (3/10/2021).
Dua medali emas tersebut disumbangkan oleh Jumanta yang turun di kelas 60 kg, dan Abdul Haris Sofyan di kelas 52 kg.
Laga pamungkas wushu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua DPR RI Puan Maharani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menpora Zainudin Amali, Menteri PUPR Basuki Hadimulyanto, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Kontingen DKI Jakarta sebenarnya berpeluang menambah jumlah medali emas setelah mengirimkan lima atletnya di final. Namun hanya dua emas yang dapat didulang dan sisanya harus puas dengan medali perak.
Turun di kelas Sanda 60 kg, Jumanta mengalahkan atlet Jawa Tengah Bayu Raka Putra dengan skor 2-1.
Emas kedua disumbangkan Abdul Haris Sofyan mengalahkan Samuel Marbun asal Sumatera Utara dengan skor 2-0.
Boston Siagian yang turun di kelas 52 kg harus mengakui keunggulan atlet Jawa Tengah Laksamana Pandu Pratama dengan skor 2-0.
Sementara Amanda La Laouoatty takluk 0-2 dari atlet Sumatera Utara Rosalina Simanjuntak dan Daliandra A Pieter kalah dari Melisa Try Andini dari Jambi.
CdM DKI Jakarta Wilayah Merauke, Gde Sarjana mengatakan kelengahan atlet saat berlaga di final menjadi faktor penyebab gagalnya meraih juara umum Wushu.
Menurut Gde nomor sanda yang dipertandingkan tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik namun juga kecerdasan dan kecerdikan dalam berlaga.
"Seharusnya setiap pukulan yang dilancarkan harus dipikirkan apakah dapat nilai. Jangan terlalu bernafsu hasilnya lawan bisa memukul balik dan mendapatkan nilai. Juga jangan terlalu percaya diri. Kalau sudah terlalu percaya diri dan merasa sudah menang ya harus menerima nasib kalah," ujarnya.