ADVERTISEMENT

Kunjungi Agrowisata Urban Farming, Wapres Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemukiman jadi Lahan Perkebunan

Rabu, 29 September 2021 18:56 WIB

Share
Wapres K.H. Ma’ruf Amin saat mengunjungi kawasan Agrowisata Urban Farming, di Kota Bandung. (foto: setwapres)
Wapres K.H. Ma’ruf Amin saat mengunjungi kawasan Agrowisata Urban Farming, di Kota Bandung. (foto: setwapres)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wapres K.H. Ma’ruf Amin mengunjungi kawasan Agrowisata Urban Farming, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/09/2021).

Wapres mengapresiasi inisiatif masyarakat di dalam memanfaatkan kawasan sekitar pemukiman menjadi lahan perkebunan.

"Saya mengapresiasi kegiatan ini, adanya pemanfaatan lahan melalui urban farming tentu sangat baik sekali, khususnya bagi masyarakat Cicendo," ucap Wapres.

Wapres berharap agar kegiatan positif ini dapat terus dilanjutkan sehingga manfaatnya dapat terus dirasakan dan menyejahterakan masyarakat sekitar.

Wapres pun mengelilingi kawasan urban farming didampingi oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wali Kota Bandung Oded M. Danial, Lurah Pajajaran Paridin, dan Camat Cicendo Fajar Kurniawan.

Kawasan Agrowisata Urban Farming merupakan lahan perkebunan yang dibangun di atas Sungai Cipedes. Lahan ini merupakan kawasan perkebunan kecil yang dikelola oleh warga RW 03 dan RW 04, diinisiasi oleh Bapak Iwan, warga RW 04 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

Urban farming dapat didefinisikan sebagai sistem tani dan pemanfaatan lahan sempit di tengah kota. Ragam jenis tanaman yang dikelola Agrowisata Urban Farming ini yaitu sayuran, buah, dan tanaman hias yang tertata apik di atas sungai yang berada di tengah pemukiman warga.

Menurut keterangan Lurah Pajajaran, Bapak Paridin, warga Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo tidak memiliki lahan untuk dapat dibudidayakan, mengingat lingkungan pemukiman yang sudah cukup padat. Oleh sebab itu, dibuatlah pekarangan buatan yang bisa dimanfaatkan oleh warga.

“Awalnya karena warga di sini kan nggak punya pekarangan, lalu dibuatlah lahan ini untuk digunakan warga bercocok tanam jadi mereka bisa punya halaman,” ujar Paridin. (johara)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT