Rocky Gerung Tanggapi Isu Radikalisme Agama yang Dianggap Lebih Keji dari PKI: Umat Islam Dipojokkan Oleh Kekuasaan

Selasa 28 Sep 2021, 14:00 WIB
Rocky Gerung Minta Pemerintah Buat PP untuk Buzzer (Foto: Rocky Gerung Official/YouTube)

Rocky Gerung Minta Pemerintah Buat PP untuk Buzzer (Foto: Rocky Gerung Official/YouTube)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat politik  Rocky Gerung keheranan melihat Indonesia yang terkesan lebih takut dengan Islam radikal dibanding PKI.

Menurut Rocky Gerung, seharusnya Indonesia lebih waspada dengan PKI, pasalnya sudah terbukti ada sejarah kelam.

Rocky meminta waspadai PKI, pasalnya gerakan tersebut telah menghancurkan banyak tokoh agama Islam.

Maka dari itu, sudah sewajarnya pemerintah harus mewaspadai kemunculan kembali PKI yang belakangan ini isunya sedang berhembus.

Di sisi lain, Rocky juga menganggap kekuasaan terlalu berlebihan untuk mengangkat isu radikalisme agama.

Bahkan pemerintah dinilai cenderung menyudutkan umat Islam dalam berbagai kebijakan

“Kalo sekarang umat Islam dipojokkan oleh kekuasaan, saya sebut dipojokkan karena memang sinyalnya begitu, buzzer nya kerjaannya begitu, ketegangan itu akan memuncak lagi,” tutur Rocky Gerung dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official

Ia juga berpendapat bahwa pemerintah tampaknya kurang memperhatikan, bahkan membiarkan potensi kelahiran kembali PKI atau komunisme justru berpotensi menimbulkan ketegangan baru.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyinggung soal adanya indikasi penyusupan PKI di tubuh TNI.

Diskusi tersebut disampaikan secara daring bersama Korps Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada Minggu, (26/9/2021).

Gatot juga menyebut diorama yang menggambarkan Kostrad dan RPKAD (saat ini disebut Kopassus) menumpas gerakan 30 September PKI atau G30S/PKI di Museum Kostrad itu hilang atau setidaknya dihilangkan.

Dari situlah, Gatot mengatakan secara gamblang adanya penyusupan paham-paham PKI di tubuh TNI.

"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G 30 S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO, jelas akan dihapuskan dan patung itu tidak ada. Bersih," ujar Gatot dikutip Poskota.co.id dari YouTube Kang Jana Tea pada Minggu, (26/9/2021).

"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," lanjut Gatot.

Dalam diskusi tersebut, Gatot sempat menunjukan cuplikan video yang menggambarkan kondisi ruangan diorama tersebut berada.

Gatot menambahkan, untuk menghilangkan gambaran sejarah (penumpasan G30S/PKI) tersebut sekarang (ketiga patung) telah dibongkar dan tidak ada lagi.

Jika sebelumnya terdapat patung Soeharto, Jenderal A.H Nasution, dan Sarwo Edhi, kini yang tersisa di museum tersebut hanya furniturnya saja.

Lebih lanjut, Gatot mengungkap harapannya pada prajurit TNI agar bersama-sama membersihkan tubuh TNI dari para penyusup.

"Saya mengetuk jiwa patriotisme dan kesatria prajurit TNI, agar patriotisme kesatria bersama-sama membersihkan jajaran TNI dari penyusupan maupun pengaruh akan kerusakan jiwa-jiwa para prajurit TNI dan bisa menyebabkan pengkhianat minimal ataupun menjual institusi hanya untuk sekedar mengejar jabatan," ujar Gatot.

Gatot juga mengajak semua prajurit TNI untuk terlibat dalam membersihkan jajaran TNI dari penyusupan maupun pengaruh yang dapat merusak jiwa juang para prajurit TNI.

“Minimal, menjual institusi untuk mengejar jabatan dan bermuara ingkar terhadap sumpah kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT,” ungkapnya. (cr09)

Berita Terkait

News Update