PSI Kembali Semprot Anies, Kali Ini Tuding Tidak Serius Kelola Sampah, Akibatnya Harus Perpanjang Kontrak TPST Bantargebang

Kamis 23 Sep 2021, 21:54 WIB
Anies Baswedan: Siswa yang belum divaksin tetap bisa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) pada Senin 30 Agustus 2021. (Foto/pandi)

Anies Baswedan: Siswa yang belum divaksin tetap bisa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) pada Senin 30 Agustus 2021. (Foto/pandi)

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta kembali menyemprot Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta menuding Gubernur Anies tidak serius dalam melakukan pengelolaan sampah.  

Akibatnya, tidak ada pilihan lain DKI harus memperpanjang kontrak pemanfaatan lahan TPST Bantargebang dengan Pemkot Bekasi.

"Pemprov DKI tidak serius mengelola sampah Jakarta, padahal ini adalah hal yang penting dan sangat krusial di kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta,” ujar anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan, Kamis (23/9/2021).

Ia menyoroti proyek ITF Sunter yang digadang-gadang dapat menggantikan Bantargebang saat ini jalan di tempat. Proyek yang dimulai sejak Desember 2018 ini, terhenti akibat kesulitan mendapat pendanaan setelah mundurnya mitra asing Fortum.

August juga menyayangkan Pemprov DKI melalui Ingub 49/2021 baru berencana meminta pinjaman daerah untuk ITF Sunter pada Januari 2022 mendatang. 

“Mengapa baru mulai bergerak di sisa 9-10 bulan sebelum jabatan Gubernur Anies berakhir? Mengapa isu sampah tidak pernah jadi prioritas, kalah dengan Formula E yang langsung menyedot triliunan rupiah,” kata dia.
 
Upaya lain yakni pembangunan FPSA (Fasilitas Pengolahan Sampah Antara) Tebet pun hingga kini menuai pro kontra penolakan warga karena berdekatan dengan permukiman, Taman Tebet, serta RPTRA Akasia. 

“Pemprov DKI perlu serius mengevaluasi kebijakan pengelolaan Sampah Jakarta dan mencari solusi pembangunan 4 ITF yang sekarang masih mandek. Ini permasalahan yang jauh lebih penting ketimbang menghabiskan anggaran untuk membangun tugu-tugu raksasa,” kata August.

Dibutuhkan terobosan dan inovasi untuk mengolah sampah Jakarta, salah satunya pengelolaan sampah berbasis komunitas, seperti program budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) yang dapat diduplikasi di tingkat RT/RW seluruh Jakarta. 

“Kita mulai dari lingkungan terkecil, ini patut dikembangkan karena mayoritas sampah di Jakarta adalah sampah organik yang menjadi pakan maggot dan maggotnya pun dapat dijual untuk memperoleh uang tambahan bagi komunitas,” jelasnya. (*)

Berita Terkait
News Update