Bermalam di Hutan, Mendikbudristek Mengaku Belajar dari Orang Rimba di Pedalaman Provinsi Jambi

Rabu, 22 September 2021 15:15 WIB

Share
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat berbincang dengan anak Riba di Jambi. (foto: ist)
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat berbincang dengan anak Riba di Jambi. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mendatangi anak-anak Orang Rimba (Suku Anak Dalam), orang tua, guru, komunitas Konservasi Indonesia Warsi, dan perwakilan pemerintah Kabupaten Sarolangun, Mendikbudristek mengenakan kaus Merdeka Belajar. 

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim bahkan bermalam di hutan di sana kemudian dia mengaku belajar dari orang Rimba di pedalaman Provinsi Jambi,

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, memperkenalkan dirinya kepada anak-anak orang Rimba itu.

 "Nama saya Nadiem," sebutnya memperkenalkan dirinya saat bertemu masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bunga Kembang, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Menyapa anak-anak Orang Rimba (Suku Anak Dalam), orang tua, guru, komunitas Konservasi Indonesia Warsi, dan perwakilan pemerintah Kabupaten Sarolangun, Mendikbudristek mengenakan kaus Merdeka Belajar. 

"Saya pakai kaus Merdeka Belajar karena kami di Kemendikbudristek percaya bahwa pendidikan bentuknya tidak hanya satu, tapi beragam. Karenanya belajar haruslah merdeka," jelas Menteri Nadiem, di PKBM Bunga Kembang, Selasa (21/9/2021). 

Mendikbudristek melanjutkan penjelasannya bahwa setiap daerah punya karakteristiknya sendiri.

"Kita harus memberikan pendidikan yang cocok. Maka dari itu, saya ke sini untuk memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan bagi masyarakat yang masih memegang teguh kearifan lokalnya," kata Nadiem saat bermalam di hutan bersama Orang Rimba.

Ketua PKBM Bunga Kembang, Maknun, menjelaskan bahwa akses pendidikan formal masih sulit, sehingga pihaknya menyediakan kurikulum alternatif.

“Misalnya, Orang Rimba hidup dari menjual damar, madu, dan rotan. Namun saat transaksi, harganya tidak sesuai dan mereka merasa dibohongi. Maka anak-anak kita ajarkan berhitung,” jelas Maknun yang bercerita bahwa Orang Rimba yang hidup semi nomaden banyak yang menitipkan anak-anaknya di PKBM tersebut.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar