PENANGANAN kasus Covid-19 di negeri kita semakin membaik. Dunia pun mengakuinya, tak terkecuali Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyusul adanya tren penurunan dalam penambahan kasus positif harian.
Data menyebutkan sejak memasuki bulan September ini, kasus positif terus menurun di bawah 10 ribu, bahkan dalam sepekan terakhir rata-rata sudah di bawah 4.000 kasus. Per tanggal 15 September 2021 tercatat 3.948 kasus, hari berikutnya 3.145 kasus, 3.835 dan 3.385 kasus.
Kasus aktif (jumlah pasien yang masih dirawat untuk proses penyembuhan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri) terus menurun. Dari sebelumnya mencapai 500 ribu pada puncak lonjakan kasus pertengahan Juli lalu, kini hanya 60 ribuan pasien yang masih dirawat.
Negara kita telah mengukir prestasi. Namun, tugas berat masih menghadang di depan mata karena peringatan adanya ancaman gelombang ketiga Covid-19, selain mutasi varian baru yang mulai mengguncang dunia.
Seperti pernah disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Indonesia sedang mewaspadai 3 varian baru Covid yang dikabarkan kebal vaksin. Yakni, varian Lamda yang sudah ditemukan di 42 negara, varian Mu sudah terdeteksi di 49 negara, dan varian C.1.2 sudah menyebar di 9 negara.
Kita, tentu sedang berupaya maksimal agar ketiga varian baru yang membahayakan itu tidak sampai singgah ke negeri kita, di antaranya dengan mencegah virus ikut bermutasi bersamaan dengan lalu lintas orang di daerah perbatasan maupun pintu – pintu masuk baik darat, laut dan udara.
Ini dilakukan, di antaranya dengan meningkatkan testing dan karantina terhadap setiap warga negara asing yang masuk ke negara kita.
Lantas bagaimana dengan mobilitas penduduk di dalam negeri? Jawabnya kewaspadaan harus dilakukan oleh masing – masing individu ketika beraktivitas di luar rumah. Selama dalam perjalanan, ketika menggunakan angkutan umum massal, saat transit, selama di kantor hingga pulang ke rumah.
Kewaspadaan hendaknya semakin ditingkatkan di tengah adanya pelonggaran pembatasan, terutama ketika beraktivitas di daerah dengan tingkat mobilitas dan pergerakan masyarakatnya sangat tinggi. Begitu juga ketika beraktivitas di tempat keramaian, di daerah dengan jumlah kasus baru Covid-19 masih tergolong tinggi.
WHO mencatat ada peningkatan signifikan mobilitas masyarakat di bidang ritel dan rekreasi. Ini terlihat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
Bidang ritel, bisa kita tafsirkan sebagai aktivitas perniagaan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen. Ada transaksi – interaksi langsung antara penjual dan pembeli atas barang kebutuhan sehari – hari, keperluan keluarga dan rumah tangga.