JAKARTA , POSKOTA.CO.ID – Sebanyak 267 rumah terendam banjir akibat hujan lebat hingga naik debit air Sungai Paguyuman, salah satu sungai terbesar di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Intensitas hujan sejak Jumat (17/9/2021) menyebabkan banjir dengan ketinggian muka air setinggi 30 hingga 80 cm merendam 267 rumah warga. Tidak ada kerusakan berat akibat banjir tersebut.
Abdul Muhari, Ph.D. , Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (18/9/2021) mengatakan, BPBD Kabupaten Gorontalo merespons kejadian ini dengan menerjunkan personel tim reaksi cepat (TRC) untuk penanganan darurat.
"Personel disiagakan untuk melakukan pemantauan maupun pendataan. TRC juga bersiaga apabila ada warga yang harus dievakuasi ke tempat yang aman," terang Abdul Muhari.
Ia menambahkan banjir Kabupaten Gorontalo , berdampak di tiga desa, yaitu Desa Tolite di Kecamatan Boliyohuto, Juria di Bilato dan Molohu di Tolangohula.
Sebanyak 275 KK atau 929 warga di tiga desa ini yang terdampak banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo melaporkan tidak ada korban jiwa atau pun luka-luka akibat banjir tersebut.
Menyikapi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, prakiraan awal musim hujan pada tahun ini, wilayah Gorontalo diprediksi memasukinya pada September hingga November 2021.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, tiga kecamatan berpeluang hujan dengan intensitas ringan pada lusa (19/9).
Sedangkan analisis inaRISK, Provinsi Gorontalo memiliki 17 kecamatan yang berpotensi bahaya banjir dengan kateogri sedang hingga tinggi. Ketiga kecamatan tersebut termasuk ke dalam wilayah dengan potensi tersebut.
Dilihat pada data BNPB selama periode 2015 – 2020, kejadian banjir di Kabupaten Gorontalo tercatat sebanyak 20 kali. Selama kurun waktu itu, banjir menelan korban jiwa sebanyak 4 warga dan 1 lainnya hilang, sedangkan rumah rusak 5 unit dan fasilitas umum 30. (johara)