Sampel sederhananya adalah bocah nyolong pelem tetangga. Meski rasanya masih asem, terasa lebih nikmat ketimbang mangga yang dibeli ibu di pasar.
Nah, Salatun ini kini sedang menelateni “mangga” milik Kusnan, di mana sang pemilik sedang merantau ke Kalimantan sebagai tenaga kerja.
“Mangga” yang bernama Nanik ini memang cantik, dan karena suami di luar Jawa, bagi Salatun ini peluangnya banyak sekali.
Sebetulnya ada “jambu” juga, tapi Salatun tak berani mengganggu.
Soalnya kalau ketahuan Pak Raden, bisa gawat. Lebih-lebih Unyil dan Usro pasti minta bagian.
Prediksi sang pengamat memang benar, Nanik sangat kesepian selama suami di luar Jawa.
Karenanya Salatun siap memberikan BLT non sembako. Dan ternyata Nanik memang memberi lampu hijau.
Cuma sarannya pada Salatun, harus hati-hati. Masalahnya di kampungnya soal PIL-WIL sensitip sekali.
Siapa yang ketahuan mesum di desanya langsung didenda dengan ratusan sak semen untuk pembangunan jalan.
Untuk soal beginian, Salatun mendadak cerdas. Dia datang dengan menyamar sebagai wanita pakai rok. Datang pukul 19:00 dan pulang pukul 24:00 tak ada warga yang mencurigai.
Dan selama ngendon di rumah Nanik, keduanya pun kenyang berpacu dalam birahi. Dan ini sudah berlangsung mulus selama beberapa kali.
Terlihat badan Nanik kini jadi seger. Maklum, ibaratnya tanaman jika sering disiram pasti jadu ijo ledung-ledung (baca: subur).
Tapi ternyata tak semua warga bisa dikadali. Ketika sore-sore Salatun sudah datang menyamar pakai rok, ada warga yang sangat jeli.