LELAKI jika punya gebetan, mendadak jadi kreatip. Contohnya Salatun, 40, dari Kudus (Jateng) ini. Gara-gara pengin kencan sama Nanik, 35, dia nyamar pakai rok dan wig saat mau apel.
Tapi tetangga Nanik jeli, melihat perempuan kok kakinya gede, jadi curiga. Ketika digerebek, ternyata PIL sedang nyamar.
Gamis adalah pakaian khas wanita muslim, tapi kini sudah ada yang menyalah gunakan untuk penyamaran.
Pernah ada napi kabur saat hari kunjungan, gara-gara dia nyamar jadi pengunjung pakai gamis dan jilbab.
Mungkin diilahmi kasus itu, kini ada lelaki nyamar wanita dengan pakai rok. Padahal rok kini sudah tidak populer, pemakainya tinggal 10 persen, mungkin juga mereka non muslim.
Penyamar gagal itu adalah Salatun, warga Kecamatan Gebog, Kudus. Dia gagal mondong (boyong) bini orang, gara-gara kudet (kurang update).
Kini kan jamannya gamis dan jilbab, mau nyamar kok pakai rok. Padahal pemakai rok kini sudah menjadi barang langka, keruan saja mudah ketahuan.
Ini semua gara-gara ulahnya sendiri juga. Di rumah sudah ada istri, kok masih juga jadi pengamat perempuan nganggur atau dianggurin.
Kalau pengamat politik mending, setiap menjelang Pilpres banyak dijadikan nara sumber di TV. Kalau punya modal bisa mendirikan lembaga survei.
Mau yang independen atau pesanan, tinggal pilih mana yang menjanjikan secara materi.
Lha kok Salatun yang tak salat ini malah jadi pengamat bini orang! Kurang kerjaan amat! Tapi kata dia, jadi pengamat bini orang itu banyak sensasinya, ada rasa deg-degan, ada rasa nikmat tiada tara, yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, oleh seorang pujangga sekalipun.