ADVERTISEMENT

Nyesek! Vaksin Nusantara Tak Diapresiasi di Negara Sendiri, Anggota DPR Bereaksi: Ada Perbedaan Perlakuan

Jumat, 17 September 2021 19:46 WIB

Share
Vaksin Nusantara katanya bisa atasi Kanker? Eks Menkes Terawan angkat bicara (Tangkapan layar/Youtube/BNPB Indonesia)
Vaksin Nusantara katanya bisa atasi Kanker? Eks Menkes Terawan angkat bicara (Tangkapan layar/Youtube/BNPB Indonesia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Vaksin Nusantara gagasan dr. Terawan Agus Putranto belakangan ini memang terus menjadi sorotan, terlebih lagi usai beredar kabar jika Turki pun ikut memesan 5.2 juta dosis.

Namun hingga kini Badan Pengawas dan Makanan (BPOM) belum juga mengizinkan penggunaanya.

Seolah tak diapresiasi di negara sendiri, izin Vaksin Nusantara hingga kini masih simpang siur dan belum ada kejelasan.

Hal itu diketahui karena vaksin nusantara belum juga melengkapi sejumlah persyaratan yang diminta seperti uji klinis tahap 3.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Cristina Barends mempertanyakan perbedaan perlakuan antara 6 platform vaksin merah putih yang ada dengan vaksin Nusantara.

Menurutnya, semua pihak harus menempatkan prinsip bahwa dalam ilmu pengetahuan bebas dari semua kepentingan.

“Dari awal sudah ada perbedaan perlakuan antara 6 platform vaksin dengan vaksin Nusantara. Di sini disebutkan 6 platform vaksin, tapi vaksin Nusantara tidak disebutkan. Saya tidak tahu ada permasalahan apa dengan pengembangan vaksin anak-anak bangsa ini. Sementara yang kita bicarakan ini mengenai ilmu pengetahuan,” ucap Mercy dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam.

Mercy menyayangkan, pemerintah seolah membedakan perlakuan antara 6 platform vaksin dengan vaksin nusantara karya anak bangsa.

Padahal 6 platform vaksin yang sedang dibicarakan ini, merupakan vaksin yang berskema impor.

“Ini harus diselesaikan. Supaya negara kita tercinta ini tidak hanya sekedar sebagai marketplace negara-negara lain (produsen vaksin, red),” tegasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT