ADVERTISEMENT

Menyusuri Jejak Pembunuh

Rabu, 15 September 2021 06:56 WIB

Share
Menyusuri Jejak Pembunuh. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)
Menyusuri Jejak Pembunuh. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

SEORANG adik sangat penasaran dengan kematian sang kakak secara misterius.

Maka dia pun mencari siapakah pembunuhnya.

Dikisahkan, sang adik yang punya kemampuan bela diri itu masuk dalam satu perkampungan yang isinya para jagoan perampok.

Di tempat inilah sang adik menemukan siapa pembunuh sang kakak, setelah mengalahkan ketua para perapok.

Itu kira-kira sekelumit sinopsis film “Menyusuri Jejak Berdarah’, karya sutradara Misbach Yusa Biran. 

Film tersebut berjaya pada zamannya sekitar tahun enam puluhan.

Tidak ingin mengupas lebih dalam, tapi boleh dibilang jika bercerita tentang kisah pembunuhan, maka pelaku akan diketahui, dengan jalan apa saja. 

Pokoknya seperti ada saja yang menuntun dan menunjukan, “Ini lho, sang pembunuh itu!”

Ya, tadi kan kisah atau cerita dalam film, yang diolah oleh sutradara sesuai skenario.

Jadi kalau mau dibikin gampang, ya gampang, tapi kalau mau dibikin sulit berbelit, ya begitulah. Intinya bisa bikin penasaran penonton.

Tapi, sang sutradara atau pembuat cerita dan skenario pada akhirnya bikin senang penonton, karena sang pelaku bisa diketahui.

Nah, apa sih dasar penyusuran atau penyelidikan peristiwa kejahatan? Tentu saja ada yang dinamakan barang bukti.

Itulah yang disebut petunjuk. Bisa dari apa saja soal petunjuk itu.

Bisa dari saksi-saksi yang mengetahu peristiwa tersebut.

Saksi itu harus ada di situ, di TKP, melihat, merasakan kejadian.

Tapi, tidak harus semua saksi pengetahui peristiwa secara detail.

Masih ada saksi lain yang mengalami hal sama dan dikaitkan dengan saksi satu dengan lainnya.

Dan barang bukti, juga akan ikut menguatkan peristiwa tersebut.

Nanti petugas dengan kemampuannya dan keyakinannya bakalan mengungkap kasus itu sebenarnya.

Sekali lagi dengan keterangan para saksi dan bukti-bukti, secara runtut akan menjelaskan, pelakunya, apa sebabnya membunuh, apa salah korban dst.

Begitulah, selanjutnya jaksa juga akan mengolah tuntunan sampai ada keyakinan bahwa kasus tersebut benar adanya, bisa dibawa ke pengadilan, diserahkan pada hakim untuk memutuskan salah atau tidak bersalah.

Kalau salah harus dihukum, kalau tidak bersalah ya harus dibebaskan.

Nah, pengungkapan kasus nggak semudah membalikan telapak tangan.

Ada juga yang sulit, dan bisa berkepanjangan baru terungkap.

Lihat saja kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang masih belum mengungkap siapa pelakunya? Masih misteri.

Tapi pelaku jangan tertawa dulu, karena kata pepatah, ‘bangkai biar disimpan rapi, pasti akan tercium baunya’. Begitu! (massoes)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT