Tinjau Pelaksanaan PTM Terbatas di Jakarta, Wapres Ingatkan Ancaman Covid-19 Belum Berakhir

Rabu 08 Sep 2021, 17:37 WIB
Wapres KH Ma'ruf Amin bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau PTM di Jakarta. (foto: setwapres)

Wapres KH Ma'ruf Amin bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau PTM di Jakarta. (foto: setwapres)

JAKARTA.POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) meninjau pelaksanaan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta, Rabu (8/9/2021).

Dalam kunjungan itu, Wapres didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan; Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jumeri; Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dan lainnya.

Adapun sekolah yang ditinjau Wapres, SD Tarakanita 5 di Jalan Pemuda No. 6, Rawamangun, Jakarta Timur; SPK SMAK Penabur di Jalan Boulevard Bukit Gading Raya Blok A5-A8, Kelapa Gading, Jakarta Utara; dan SMKN 19 Jakarta di Jalan Danau Limboto No.11, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

Peninjauan tersebut seiring dengan diizinkannya satuan pendidikan menggelar PTM terbatas di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3.

Dalam peninjauan kali ini, Wapres berpesan agar sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas tetap waspada dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum berakhir.

"Mengingat ancaman Covid-19 sampai saat ini belum berakhir, saya minta semua warga sekolah untuk tetap berhati-hati dan waspada dengan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan agar PTM terbatas ini dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan klaster penyebaran Covid-19," pesannya.

Pelaksanaan PTM terbatas ini, menurut Wapres merupakan upaya untuk mengurangi dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19, yakni di antaranya anak tidak dapat menyerap mata pelajaran dengan baik sehingga dikhawatirkan kemampuan intelektualnya menurun.

Di samping itu, lanjut Wapres, hubungan siswa dan guru menjadi “asing” karena tidak pernah bertatap muka terutama bagi siswa di tingkat awal, banyaknya anak putus sekolah, dan sebagainya.

"Pendidikan vokasi paling terdampak pandemi Covid-19, karena peserta didik di SMK tidak dapat mengikuti praktek kerja/magang di perusahaan secara optimal," tuturnya.

Ia menambahkan padahal praktek kerja atau magang merupakan faktor yang paling penting bagi pendidikan vokasi dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan ahli di bidangnya.

Wapres berharap sekolah-sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas ini dapat melakukan evaluasi setiap minggunya, terutama mengenai protokol kesehatan dan keamanan dari seluruh warga sekolah.

Berita Terkait
News Update