BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Lokasi banjir bandang di Sungai Cidurian yang membuat jembatan putus dikenal seram dan banyak makan korban.
Jembatan yang putus tersapu banjir bandang berada di Sungai Cidurian, Desa Kolong Sawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, memiliki kisah mistis di kalangan warga.
Musibah banjir bandang yang terjadi di Sungai Cidurian, menurut cerita sejumlah warga, mempunyai latar belakang yang terkait dengan penunggu atau disebut lelembut.
Menurut Endang, 45, warga asli sekitar Kampung Parung Sapi Kaum, sejarah sungai Cidurian yang diceritakan oleh orang tua dahulu bahwa sungai ini merupakan sungai buatan.
"Pada zaman Belanda tepatnya tahun 1935, saat itu baru dibangun jembatan sungai Sendung. Seiring waktu, aliran sungai bercabang dan dialihkan ke Kampung Cilogak. Pengalihan aliran sungai Sendung ini ke Sungai Cidurian yang dulunya adalah Sawah warga," ujarnya kepada Poskota.co.id di lokasi, Selasa (7/9/2021).
Akibat pengalihan aliran air tersebut, membuat aliran air ke Sendung lebih sedikit ketimbang ke Sungai Cidurian.
"Hal ini berdampak terendamnya persawahan akibat kiriman air tersebut. Akibatnya pada awal tahun baru 2021 kemarin banjir bandang besar terjadi dan membuat puluhan rumah terendam," katanya.
Banjir tersebut banyak menelan korban jiwa dan Endang menyebutkan titik lokasi depan rumah Ujang pinggiran bibir sungai sebagai tempat temuan mayat-mayat yang tenggelam.
Masih dengan Endang, sungai pengalihan Cidurian ini sudah banyak sekali meminta korban jiwa.
Belum lama awal tahun baru 2021 ini ada santri yang lagi berenang saat arus tenang tiba-tiba arus besar dan langsung menggulung korban hingga 14 hari menghilang baru ditemukan di daerah Roke dengan keadaan jasad masih baik.
Pada umumnya jasad sudah rusak, sehingga warga sini percaya korban meninggal lantaran sebagai tumbal dari 'lelembut' sungai.