PAPUA, POSKOTA.CO.ID – Banyak hutan sagu yang terancam hilang dari daratan Papua akibat ulah pihak yang bertanggung jawab.
Hal itu menyebabkan ketersediaan hutan sagu semakin menipis tiap harinya, hal itu membuat masyarakat adat Papua semakin terancam.
Masyarakat Papua pun menjadi korban terdampak dari hal ini. Karena mayoritas dari mereka akan kehilangan sumber makanan pokok mereka, terutama masyarakat adat yang masih hidup secara tradisional.
Lenyapnya lahan tumbuhnya pohon sagu bahkan terancam punah apabila tidak segera dikendalikan.
Hal ini menjadi ancaman karena kebanyakan masyarakat Papua tidak bisa terlepas dari bahan makanan pokok tersebut.
Sagu juga sudah dijadikan bahan pangan masyarakat Papua sejak masa prasejarah dengan bukti arkeolog yakni alat-alat yang digunakan untuk mengolah sagu.
Olahan sagu ini dinamakan sebagai Papeda yang hingga kini masih dikonsumsi masyarakat Papua, termasuk masyarakat adatnya.
Sebelum beras datang ke Indonesia dan menjadi makanan pokok mayoritas penduduk, sagu sudah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Nusantara.
Tak sekadar bermanfaat untuk diolah menjadi sumber karbohidrat masyarakat adat Papua, tanaman sagu juga memiliki ulat sagu yang memiliki kandungan protein yang tinggi.
Selain sumber pangan, tanaman sagu juga sudah menjadi identitas dan sumber ekonomi dari masyarakat Papua.
Hak masyarakat adat Papua atas tanah mereka sendiri sering kali diabaikan demi kepentingan pembangunan, pertambangan, dan pengalihfungsian hutan untuk keperluan perkebunan lain.