SERANG, POSKOTA.CO.ID - Mengawali cerita tentang sahabat masa kecilnya, Mujani tak kuat menahan genangan air matanya yang perlahan mulai menganak sungai.
Pasalnya, ia sama sekali tak menyangka jika sahabat karibnya itu harus pergi dengan cara yang tidak diinginkan. Tidak wajar.
Meski sedikit berat untuk bercerita mengenang sahabatnya itu, namun perlahan Mujani menurutkan secara runut kedekatannya dengan korban sejak kecil dulu.
"Korban itu orang baik dan pekerja keras. Sewaktu kecil sampai remaja, setiap hari dia bersama saya dan orang tua saya mengembala kerbau," katanya, Minggu (5/9/2021).
Orang tua Mujani mempunyai dua kerbau kala itu. Satu dirawat oleh dirinya, sedangkan yang satu lagi oleh korban.
Sejak pagi hari setiap harinya mereka berdua bersama bapaknya Mujani pergi ke sawah. Kadang hanya mengembala, atau untuk membajak sawah warga.
"Nggak ada honor yang diberikan oleh orang tua saya kepada korban, karena korban sudah dianggap sebagai anak sendiri yang segala kebutuhan baik pangan, sandang dan papanya dipenuhi oleh bapak. Termasuk kalau mau lebaran, bapak sering memberikan baju baru kepada korban kala itu," ujarnya.
Orang Tua Bercerai
Menurut Mujani, kondisi keluarga korban memang dalam keadaan susah. Kedua orang tua korban kala itu sudah bercerai sejak korban masih kecil, sehingga ia harus bekerja untuk bisa mengurangi beban ibunya seorang diri.
Korban merupakan anak kedua dari dua bersaudara, sedangkan kakanya perempuan. Ketika bapak dan ibunya menikah, masing-masing sudah mempunyai anak. Ibu membawa dua anak, sedangkan dari bapak membawa tujuh anak.
Di mata Mujani, korban merupakan orang baik. Bahkan sepanjang kebersamaannya sejak kecil sampai menikah, hampir tidak ada pertengkaran yang terjadi antarkeduanya.