ADVERTISEMENT

Ya Ampun, Viral Kasus Pelecehan Seksual Pegawai KPI, Cinta Laura Kasih Komentar Begini!

Jumat, 3 September 2021 05:57 WIB

Share
Cinta Laura ikut mengomentari kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami pegawai KPI. (foto: instagram/@claurakiehl)
Cinta Laura ikut mengomentari kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami pegawai KPI. (foto: instagram/@claurakiehl)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Baru-baru ini viral surat terbuka dari pegawai KPI Pusat berinisial MS yang mengaku mendapat pelecehan seksual dari sesama rekan kerja pria di kantornya. Pria itu juga mengaku trauma akibat area vitalnya dicoret menggunakan spidol.

Melihat ini, aktris Cinta Laura ikut berkomentar sembari membagikan ulang surat terbuka MS. Artis blasteran Jerman itu berharap agar korban dalam kasus pelecehan tersebut mendapat keadilan yang seharusnya.

"Korban berhak dapat keadilan. Dan ya... Korban pelecehan seksual TIDAK hanya perempuan guys," tegas Cinta Laura dalam unggahan Insta Story, Kamis (2/9/2021).

Sebelumnya, penyanyi yang memiliki nama lahir Cinta Laura Kiehl itu juga sempat mengomentari kasus pelecehan di dalam masjid. Ia geram dengan aksi tak senonoh dilakukan oleh seorang pria kepada anak kecil yang tengah salat.

Saat itu, melalui Insta Storynya pula, Cinta Laura menuntut pemerintah untuk segera membuat payung hukum.

"Kita butuh payung hukum yang akan SELALU berpihak kepada korban!  END RAPE CULTURR! END SEXUAL HARASSEMENT AND VIOLENCE!," tulis Cinta Laura tegas dalam Insta Story, Rabu (19/5/2021). 

Dia juga menilai bahwa melalui video tersebut, terbukti jika pelecehan seksual terjadi bukan karena pakaian.

"Pakaian TIDAK ada hubungannya dengan kemungkinan seseorang dilecehkan. WAKE UP guys. Mau sampai kapan budaya kita MENYALAHKAN korban?!," ulasnya.

Cinta Laura memang sangat perhatian terhadap masalah pelecehan seksual. Aktris yang populer lewat sinetron Cinderella itu juga sempat menjadi pembicara untuk kampanye melawan pelecehan seksual di ruang publik, Kamis (15/4/2021).

Saat itu, Finalis Top Model 2006 itu menyampaikan dalam kasus pelecehan seksual perempuan cenderung disalahkan oleh publik dengan dalih pemakaian pakaian yang kurang senonoh.

Menurut Cinta, publik harus mengubah pola pikir yang terlalu sering memaklumi pelaku. Sementara korban menjadi bulan-bulanan kritik. 

"Perlu diingat, yang dilecehkan itu bukan baju, tapi manusia. Kesalahan semuanya itu 100 persen di pelaku. Jadi korban enggak pernah salah," ujar Cinta Laura saat itu, di kanal Youtube WAW Entertainment.

Cinta Laura pun pernah menceritakan pengalaman pribadinya terkait kasus pelecehan seksual di ruang publik. 

Wanita kelahiran Quakenbruck, Jerman, 17 Agustus 1993 itu mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik tepatnya setelah ia syuting kampanye soal catcalling.

Saat itu, Cinta Laura pun menegaskan bahwa pelecehan seksual di ruang publik tidak hanya menimpa kaum wanita saja, melainkan bisa terjadi pula pada pria.

Terkait kasus dugaan pelecehan seksual di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), MS, pegawai KPI yang mengaku sebagai korban, membuat surat terbuka atas perkara tersebut. Dalam suratnya itu ia mengaku menjadi korban pelecehan seksual dan perundungan yang dilakukan oleh sesama pegawai KPI.

Korban mengaku kejadian yang dialaminya itu dilakukan oleh sejumlah rekan kerjanya yang juga seorang pria terjadi sejak 2012 silam. Bahkan ia mengaku pernah ditelanjangi serta dilecehkan di area kemaluannya hingga ada yang memfoto perbuatan memalukan tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, MS menceritakan sejatinya ia telah dua kali mencoba melapor ke Polsek Gambir pada 2019. Akan tetapi, dua kali pula pengaduan MS tidak pernah diteruskan oleh polisi.

"Pelecehan seksual dan perundungan tersebut mengubah pola mental, menjadikan saya stress dan merasa hina, saya trauma berat tapi mau tak mau harus bertahan demi mencari nafkah, harus begini bangetkah dunia kerja di KPI? Di Jakarta?," kata korban dalam keterangan tertulisnya yang diterima Poskota.co.id, Kamis (2/9/2021).

Imbas kejadian tragis yang dialaminya itu, korban mengaku kerap berteriak sendiri karena merasa tertekan. Penelanjangan dan pelecehan itu dianggapnya begitu membekas pada dirinya.

Berkat keberaniannya membuat surat terbuka hingga viral di aplikasi percakapan WhatsApp dan media sosial (medsos), kasus itu kini menjadi sorotan publik hingga Komnas HAM. Kasus tersebut juga kini ditangani Polres Metro Jakarta Pusat. (cr07)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT