NIKMAT betul gaya hidup, Aldi, 28, dari Kotawaringin Timur (Kalteng). Masih bujangan tapi berani naksir bini tetangga, Ny. Atikah, 27. Bagaikan sudah sama-sama oke, saat bini Hasan, 35, ini tidur siang, langsung saja naik ke ranjang dan tidur di sebelahnya. Baru mau nindih, Ny. Atikah teriak dan Waldi pun ditangkap.
Para pemimpin selalu mengajak, agar generasi muda punya sense of belonging (rasa memiliki) pada negeri ini. Jangan malah jadi pengasong paham radikal, minta RI dijadikan negeri khilafah. Ini pemuda cap apa, kok malah bangga pada pemerintahan gaya Timur Tengah yang di mana-mana ditolak. Ketika Kabul jatuh ke tangan Taliban, malah minta Indonesia segera mengakui. Koplak habis!
Waldi warga Kota Besi, Kotawaringin Timur, kecil-kecilan juga punya sense of belonging tersebut. Tapi bukan pada negeri ini, melainkan pada bini tetangga. Setiap melihat Ny. Atikah belanja ke warung, rasanya seperti melihat bini sendiri. Ingin menggandengnya, ingin meremas-remas jari jemarinya. Lalu membawanya ke ranjang asmara, dan.......
Tapi semua itu sekedar fatamorgana. Meski sidia selalu senyum ketika jumpa di jalan, bahkan jika masak makanan istimewa selalu dikirimi, bukan berarti Atikah siap dimakan Aldi. Itu sekedar adab bertetangga orang punya adat ketimuran. Bukankah hadits Nabi mengatakan, “Jika masak perbanyak kuahnya agar bisa berbagi sama tetangga.”
Dan Aldi ini pedenya melebihi Aldi Taher ketika “melamar” janda Nikita Mirzani. Ny. Atikah tak punya perasaan apa-apa padanya, tapi dia sudah jumawa ingin memberikan “kuah” dalam bentuk yang lain. Dia yakin saja bahwa bini Hasan ini pasti membalas cintanya, sama yakinnya ketika matahari esok pagi akan terbit dari timur. Padahal, matahari memang akan selalu terbit tiap pagi dari arah timur. Tapi belum tentu Aldi menikmati kesegaran pagi itu, jika keburu disamperin malaikat Izroil.
Demikianlah si Aldi ini, tak mampu menahan nafsunya atas Ny. Atikah yang memang cantik dan sekel nan cemekel itu, ingin sekali bisa menidurinya. Dia tahu kebiasaan ibu beranak dua ini, jika pukul 13:30 tidur siang sampai tiba saatnya salat Ashar. Bagaimana dengan anak-anaknya? Biasanya malah diemong oleh neneknya. “Dan saya siap momong Atikah, siap gendong depan....!” kata batin Aldi jumawa sekali.
Maka ketika situasinya nampak sangat kondusif dan aman terkendali, dia mencoba masuk rumah tetangganya itu dengan cara mencongkel jendela. Kebetulan jendelanya tanpa jari-jari dan teralis, maka dengan mudahnya langsung menuju ke kamar Atikah. Dewi impian itu sedang dipagut mimpi. Dengan pedenya Aldi langsung tiduran di sampingnya. Karena dada bergemuruh, napasnya jadi sesek, saturasinya jadi di bawah 95. “Nggak perlu oksiginlah,” kata batin Aldi.
Setelah napas taratur kembali, pelan-pelan Aldi menindih tubuh Ny. Atikah dan berusaha menciumnya. Sadar mendapat beban berat secara tiba-tiba, bini Hasan ini pun terbangun. Begitu melihat Aldi tetangganya nangkring di tubuhnya bak burung kakak tua yang giginya tinggal dua, Atikah pun menjerit sambil mencakar muka lelaki jahanam itu.
Ewa segitu Aldi masih bisa menjawab, “Sorry Mbak, salah parkir.....!” Salah parkir apaan, wong masuknya saja dengan mencongkel jendela. Ny. Atikah terus berteriak, sehingga para tetangga berdatangan. Dikira maling hampir saja Aldi digebuki. Tapi kemudian dia diserahkan ke Polsek Kota Besi. Gara-gara percobaan perkosaan ini Aldi terancam bui 4 tahun penjara.
Belum juga berhasil mencetak gol, Aldi sudah kena kartu merah. (GTS)