Gawat, Hak Anak Untuk Hidup Layak Terancam Krisis Iklim 

Selasa 31 Agu 2021, 16:30 WIB
Krisis iklim dapat berdampak bagi pemenuhan hak-hak anak di seluruh dunia. (Foto/unsplashfreeimages)

Krisis iklim dapat berdampak bagi pemenuhan hak-hak anak di seluruh dunia. (Foto/unsplashfreeimages)

JAKARTA.POSKOTA.CO.ID - Ribuan penelitian mengatakan bahwa jika tidak ada tindakan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan masyarakat global, bumi akan melewati ambang batas suhu yaitu 1,5 celcius dalam jangka waktu 20 tahun ke depan.

Sebagai dampak dari krisis iklim ini, anak-anak di seluruh dunia turut mendapat ancaman krisis hak anak.

Beberapa tahun terakhir telah terjadi perubahan iklim yang cukup drastis di seluruh penjuru dunia.

Gas emisi yang terperangkap di bumi menjadi hal yang memicu gelombang panas mematikan, banjir, angin topan, dan berbagai cuaca ekstrim lainnya.

Berdasarkan laporan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dengan judul The Climate Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index, bahwa setengah dari jumlah populasi anak tinggal di daerah atau negara dengan resiko tinggi akibat dari perubahan iklim.

Perubahan ini dapat berdampak pada mereka yang berada di negara dengan fasilitas esensial yang tidak memadai, seperti fasilitas kesehatan, air, sanitasi, dan pendidikan.

Daerah dengan anak-anak yang berpotensi alami krisis hak anak ini berlokasi di Afrika Tengah, Nigeria, Chad, dan beberapa negara lainnya.

Perubahan iklim ini mempengaruhi anak-anak karena mereka membutuhkan lebih banyak air dan makanan dibandingkan orang dewasa.

Hal ini menyebabkan anak-anak menjadi kelompok rentan terhadap bahaya krisis iklim.

Dampak dari perubahan iklim yang terus terjadi pun memunculkan berbagai kekhawatiran dengan nasib bumi di masa depan.

Sebagai tindakan dari hal itu, banyak pihak yang mulai mengambil langkah besar sebelum terjadi perubahan yang tidak dapat terkendalikan, termasuk generasi muda.

Berita Terkait

News Update