Humas KNKT, Indrianto mengatakan, hasil investigasi jatuhnya Heli MI-17 milik TNI AD diberikan ke pihak TNI AD.
Investigasi
Indrianto mengakui hingga saat ini pihak KNKT tidak melakukan publikasi atas kecelakaan heli tersebut. Dia pun mempersilakan untuk mengoreksi keterangan lebih lanjut ke bagian investigasi KNKT.
"Hasil investigasi jatuhnya Heli diberikan ke pihak TNI AD, pihak KNKT tidak melakukan publikasi, keterangan lebih lanjut hubungi Pak Anggo (Plt. Kasubbag Datin dan Humas KNKT)," ujarnya, Sabtu (28/8/2021).
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kasubbag Datin dan Humas KNKT, Anggo Anurogo mengatakan, dalam kecelakaan Heli tersebut KNKT hanya dimintai bantuan. Bisa dikatakan sebagai tim ahli saja. Sementara untuk laporan dan hasil investigasi menjadi ranah dari TNI AD.
Tidak Sesuai Standar
Berdasarkan paparan dari Kepala Tim Investigasi Brigjen TNI Sudarji dalam tayangan YouTube TNI AD yang dipublikasikan pada 26 Oktober 2020 yang lalu diketahui aspek utama dari penyebab kecelakaan adalah adanya komponen material helikopter yang tidak sesuai dengan standar.
Pada sisi lain aspek manajemen dari mulai peliharaan, pendidikan penerbang sampai dengan latihan terbang ini dilaksanakan tidak dengan manajemen yang baik, sehingga berpengaruh pada performa helikopter. Dan diakui oleh KASAD Jenderal TNI. Andika Perkasa kesemua nya sebagai kesalahan Mabesad, sebagaimana dimuat dalam tayangan YouTube TNI AD di atas.
Helikopter MI-17 milik TNI AD jatuh di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, Sabtu 6 Juni 2020. Helikopter yang ditumpangi sembilan prajurit TNI tersebut sedang melakukan latihan.
Saatkejadian, empat prajurit meninggal dalam kejadian nahas tersebut. Keempat prajurit yang meninggal dalam peristiwa tersebut masing-masing Lettu Wisnu Tia Aruni, Kapten I Kadek Suardiasa, Kapten Fredy Vebryanto Nugroho, dan Kapten Yulius Hendro.
Korban meninggal kemudian bertambah 1 orang. Lettu Cpn Vira Yudha meninggal dunia pada Sabtu (13/6/2020) malam setelah menjalani perawatan intensif di RS Dr Kariadi Semarang. (*/ys)