TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Persoalan mafia tanah di Kabupaten Tangerang seolah tidak pernah habis, mulai dari kasus sengketa hak milik tanah, adanya sertifikat tanah yang ganda, hingga terbitnya nomor induk bidang tanah atas nama beberapa orang diatas bidang tanah yang sama.
Komunikolog Politik Nasional Tamil Selvan yang beberapa kali pernah menjadi narasumber pada webinar bertopik keberadaan mafia tanah di kawasan pantai utara (pantura) mengatakan bahwa banyak mafia-mafia kecil yang memanfaatkan situasi dan menyamar sebagai korban.
"Saya lihat isu ini dimanfaatkan oleh oknum korporasi kecil, dimana mereka juga memperoleh tanah dengan cara merampas. Namun karena saat ini berhadapan dengan kekuatan yang lebih besar, mafia kecil ini berkamuflase menjadi korban dan menuntut keadilan kepada negara," ungkap Ketua Forum Politik Indonesia ini kepada Poskota Senin (29/8/2021).
"Saya kira dalam hal ini BPN harus lebih berhati-hati," tambah pria yang akrab di panggil kang Tamil.
Kang Tamil mengungkapkan, bahwa para mafia kecil ini memanfaatkan situasi untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi terhadap tanahnya kepada korporasi yang berkepentingan.
Isu mafia tanah di pantura ini sudah me-nasional, sehingga BPN dituntut untuk segera menyelesaikannya dan memprioritaskan rakyat.
Nah poin ini yang dimanfaatkan pada mafia kecil yang menyamar menjadi korban, sementara rakyat pemilik tanah sebenarnya tetap tidak mendapat haknya.
Karena ulah para mafia kecil tersebut, isu mafia tanah di pantura tidak pernah usai, dan mereka juga yang menyebabkan seolah ada stigma buruk dari masyarakat kepada korporasi yang sedang melakukan investasi di pantura.
BPN mengklaim bahwa mereka sudah kerja keras, namun rakyat tetap tidak mendapat hak nya.
"Hal itu disebabkan ada mafia kecil yang bermain ditengah, nah mereka juga yang mengolah opini agar masyarakat benci terhadap korporasi besar yang saat ini sedang melakukan investasi. Jadi semua demi keuntungan mereka semata, dan ini sangat berbahaya," tutup kang Tamil. (muhammad iqbal)