JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Belum juga usai pandemi Covid-19, belakangan ini heboh lagi Covid-22.
Istilah Covid-22 itu sempat trending di Twitter dan buat publik sangat resah, mengingat saat ini varian Delta saja masih sangat sulit dikendalikan.
Menanggapi hal itu, dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Andi Khomeini Takdir, SpPD-KPsi pun bereaksi melalui akun Twitter pribadinya.
Menurutnya, kabar mengenai Covid-22 tidak perlu ditakuti, lantas ia pun mmebagikan tips ampuh kepada para warganet.
"Mulai rame bahas Covid-22. Selama virus itu gak masuk, ya gak perlu panik. Perkuat 3M," pesannya pada akun Twitter @dr_koko28, Rabu, (25/8/2021).
Ia lantas mengingatkan kepada masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. "Selama sudah divaksinasi, ya ada potensi kekebalan silang. Dari kekebalan terhadap varian satu ke varian berikutnya," katanya.
Tak hanya itu, ia pun meminta masyarakat untuk terus memperhatikan makanan yang akan dikonsumi.
"Jaga agar warga nutrisinya terpenuhi. Ikan, telur, tahu, tempe, susu & Sun with rays," ujarnya.
Darimana Istilah Covid-22 berasal?
Sepertinya itu pertama kali muncul dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 22 Agustus di surat kabar Jerman, Blick. Artikel itu mewawancarai profesor dan ahli imunologi Swiss Sai Reddy, PhD, yang memperingatkan bahwa varian baru Covid-19 dapat muncul pada 2022 yang akan menjadi "risiko besar" bagi semua orang. Dia juga menyebut varian Delta sebagai "Covid-21."
"Varian Delta jauh lebih menular. Ini bukan lagi Covid-19. Saya akan menyebutnya Covid-21." kata Reddy kepada surat kabar itu.
Reddy kemudian menggunakan istilah "Covid-22" untuk menggambarkan kemungkinan varian masa depan yang "tak terhindarkan". "Apakah fase pandemi berikutnya ketika Beta atau Gamma menjadi lebih menular atau Delta mengembangkan mutasi pelarian?" dia berkata. "Itu akan menjadi masalah besar untuk tahun mendatang. Covid-22 bisa lebih buruk dari apa yang kita saksikan sekarang."
Sekadar rekap, seorang profesor dari Swiss, yang menyebut varian Delta sebagai "Covid-21" mengatakan bahwa mungkin ada jenis virus yang lebih serius tahun depan, yang secara pribadi ia juluki "Covid-22."
Akankah ada COVID-22?
Para ahli penyakit menular meragukan adanya varian bernama Covid-22.
"Covid-19 mendapatkan namanya karena muncul pada 2019. Tetapi semua varian, galur yang mirip tetapi masih berbeda dari Covid-19 asli, diberi nama dari alfabet Yunani." kata William Schaffner, MD, spesialis penyakit menular dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt, kepada Health.
Jika ada varian baru yang muncul pada tahun 2022, "kemungkinan akan disebut beberapa huruf alfabet Yunani, bukan malah menggantinya menjadi Covid-22,'" kata Dr. Schaffner. (cr09)