JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Terapi untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut yang parah akibat coronavirus 2 (SARS-CoV-2) sangat sedikit dan jarang ditemukan.
Meskipun ada upaya untuk menemukan obat baru dan menggunakan kembali obat yang sudah disetujui yang dapat menargetkan protein virus, tetapi memang pada dasarnya untuk menyembuhkan Covid-19 bukanlah perkara yang mudah.
Tanpa terapi yang efektif, dokter telah memperluas pencarian mereka ke area senyawa yang berasal dari tumbuhan.
Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM), misalnya, yang sebelumnya telah menghasilkan beberapa senyawa efektif melawan SARS-CoV dan saat ini menjadi bagian dari pendekatan pengobatan penyakit coronavirus 20198 (Covid-19) di Tiongkok.
Perkembangan pesat vaksin Covid-19 dan peluncuran selanjutnya di banyak bagian dunia telah membuat kemajuan besar dalam mengurangi jumlah dan tingkat keparahan kasus Covid-19.
Terlepas dari kegunaannya, munculnya varian SARS-CoV-2 baru yang kurang rentan terhadap antibodi penetralisir (nAbs) yang ditimbulkan oleh strain induk Wuhan telah menantang keberhasilan vaksin ini.
Selain menantang kemanjuran vaksin saat ini, banyak dari sekelompok individu sejenis SARS-CoV-2 baru ini juga lebih mudah menular daripada individu SARS-CoV-2 tipe liar.
Akibatnya, telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam infeksi Covid-19 di banyak wilayah di seluruh dunia, terutama yang belum memvaksinasi sebagian besar populasi mereka.
Dalam studi yang diterbitkan di Frontiers in Pharmacology, para peneliti berfokus pada licorice atau akar manis, sebuah tanaman herbal yang memiliki senyawa aktif asam glycyrrhizic (GA). GA telah ditemukan memiliki aktivitas antivirus, terutama terhadap SARS-CoV-2.
Manfaat Senyawa Asam Glycyrrhizic (GA) Terhadap Covid-19
Dalam penelitian ini, GA ditemukan memiliki sifat penargetan protein dan sifat imunomodulator. Ia juga memiliki aktivitas sinergis dengan banyak obat yang meningkatkan potensi antivirusnya terhadap SARS-CoV-2. Hal ini menunjukkan potensi peran GA sebagai obat terapi Covid-19.
Pada Covid-19 yang parah dan kritis, badai sitokin telah didokumentasikan dengan baik dan dikaitkan dengan peningkatan risiko disfungsi atau kegagalan multi-organ, ditambah dengan sindrom gangguan pernapasan akut, dan kematian.
Dalam pengaturan klinis, obat anti-inflamasi deksametason yang kuat, yang merupakan kortikosteroid, telah ditemukan untuk meningkatkan hasil kelangsungan hidup pada kelompok pasien Covid-19 ini.
TCM telah banyak digunakan dalam wabah SARS tahun 2002, dengan klaim bahwa itu telah mengurangi tingkat kematian bila digunakan bersama dengan pengobatan Barat. Di antara obat-obatan herbal yang paling umum digunakan di TCM adalah licorice, yang dikenal memiliki sifat antivirus dan antibakteri.
GA telah ditunjukkan secara in silico untuk mengikat banyak protein utama SARS-CoV-2, termasuk spike, domain pengikatan reseptor, ribonucleic acid (RNA) polimerase, serta reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang adalah reseptor sel inang yang mengikat SARS-CoV-2 saat memasuki sel. (cr03)
